Minggu, 21 Desember 2025

Aktivis, Ulama dan Guru Lebih Mewakili Rakyat

- Senin, 23 Januari 2017 | 08:34 WIB

METROPOLITAN – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bogor masih dua tahun lagi. Namun, geliatnya sudah terlihat dari munculnya para calon, baik secara per seorangan mau pun melalui partai politik (parpol). Melalui Seminar Pendidikan Kewarganegaraan bertajuk ‘Cerdas tanpa Money Politik’ sejumlah tokoh memberi pandangannya tentang praktik politik uang. Seperti yang diutarakan Sekjen DPN Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Sugeng Teguh Santoso (STS) yang juga menjadi pembicara dalam seminar. Sugeng mengajak agar warga Bogor menolak keras praktik tersebut. Ia menganggap politisi yang melakukannya tidak percaya diri. Sehingga masyarakat diminta lebih kritis dan cerdas melihat sosok calon pemimpin Kabupaten Bogor. “Kalau masyarakat cerdas uangnya ambil, tapi tetap memilih haknya dengan hati nurani bukan karena uang itu,” tegas Sugeng di Aula Gedung PGRI Pamijahan. Menurutnya, politisi yang sudah memberikan uangnya pada masyarakat menganggap telah membayar masyarakat. Sehingga ada kecenderungan bagi sang politisi mengabaikan kewajibannya untuk memihak pada kepentingan rakyat. “Karena mereka meras sudah membayarkan kewajibanya saat memberikan uang itu. Makanya, praktik ini harus dilebur dan sejak dini masyarakat harus diberikan pemahaman akan bahaya money politik,” sebutnya. Ia pun mengapresiasi terselenggaranya seminar pendidikan kewarganegaraan yang diinisiasi Lembaga Lintas Nusantara (Linnus), Paguyuban Petani Ikan Kolam Air Deras Pamijahan (PPIKADP) dan Organisasi PMII. Ia meyakini jika acara ini dapat mencerdaskan pemilih sehingga dalam menggunakan hak suaranya mereka tidak mudah tergoda dengan politik uang. “Masyarakat yang menerima uang dari para kontestan pilkada nanti dan mengamini apa yang disampaikan si pemberi uang, sama saja sedang menggadaikan kedaulatanya,” terangnya. Ia pun mengingatkan agar warga juga bisa melihat sepak terjang calon pemimpin. Ia pun merekomendasikan calon-calon yang sudah lebih dulu berkiprah di masyarakat. Seperti aktvis, yang sudah menyumbang pemikiran, waktu dan tenaganya untuk rakyat. Ulama yang sudah memperjuangan kepentingannya untuk masyarakat, bekerja secara lilahita’ala dan memberikan pengajaranya dengan baik dan menimbulkan kedamaian. Serta sosok guru yang sudah berjuangan untuk mencerdaskan bangsa dan negara. Kepala Desa yang memiliki track record yang baik dalam kepemimpinan. “Aktivis, ulama dan guru inilah calon yang harus dipertimbangkan masyarakat nantinya,” bebernya. Ia pun berharap agar dalam bursa pilkada nantinya bisa terpilih kandidat yang bekerja sepenuhnya untuk rakyat. “Kita juga harapkan pilkada 2018 masyarakat Kabupaten Bogor lebih cerdas dalam menentukan haknya,” pungkasnya.

(ads/b/feb/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X