Sikap Walikota Bogor Bima Arya yang terkesan ragu menunjuk investor Pasar Kebonkembang Blok F lewat Penunjukan Langsung (PL) mendapat sorotan sejumlah pihak. Sebagai pemilik hak prerogatif, walikota harus cepat menunjuk pengusaha yang benar-benar serius membangun Blok F. Jangan sampai pembangunan pasar tradisional itu molor lagi karena kondisi Blok F saat ini sudah memprihatinkan.
Revitalisasi Blok F Pasar Kebonkembang sudah direncanakan sejak akhir 2014 lalu. Namun PD PPJ hingga kini belum dapat merealisasikan wacana tersebut. Meski telah melaksanakan Beauty Contest beberapa kali namun PD PPJ selalu gagal dalam menjaring perusahaan yang akan merevitalisasi Blok F hingga akhirnya PD PPJ harus melaksanakan Penunjukan Langsung (PL) kepada salah satu perusahaan yang telah menyatakan minat merevitalisasi Blok F sebelumnya.
Informasi yang dihimpun Metropolitan, proses revitalisasi Blok F ini seperti drama atau serial sinetron yang cukup panjang. Mulai dari perdebatan PD PPJ dengan Komisi B DPRD Kota Bogor saat membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) pada 2014 akhir, lalu PD PPJ melaksanakan Beauty Contest yang pertama pada pertengahan 2015 dan hasilnya gagal, lalu PD PPJ merevisi KAK dan melaksanakan Beauty Contest kembali pada 2016 namun tidak ada perusahaan yang lolos dan akhir 2016 kemarin, PD PPJ kembali melaksanakan Beauty Contest kembali dan masih gagal karena satu perusahaan yang terpilih gagal melewati kualifikasi finansial. Akhirnya PD PPJ akan melakukan PL untuk memilih perusahaan yang akan merevitalisasi Blok F.
Badan Pengawas (BP) PD PPJ Suprapto mengatakan, pembangunan Blok F itu sudah mendesak sehingga harus cepat melakukan proses penjaringan investor. Jika dilihat dari peserta Beauty Contest kemarin, banyak perusahaan yang berminat membangun Blok F. Sebab, jika dilihat dari lokasinya, Blok F memiliki nilai tinggi sehingga akan menguntungkan investor. “Lokasi Blok F ini premium sehingga memiliki daya tarik lebih. Jadi wajar saja banyak investor yang berminat merealisasikannya,” ujarnya kepada Metropolitan.
Selain investor yang akan diuntungkan, kata dia, pedagang pun akan diuntungkan sehingga banyak pedagang yang tidak mau pindah dan tetap bertahan di Blok F. “Di Beauty Contest kemarin sejumlah investor berani menjaminkan uangnya untuk merevitalisasi Blok F, artinya mereka sangat serius untuk merevitalisasi Blok F tersebut,” terangnya.
Suprapto juga mengaku sudah bekerja maksimal untuk pengawasan terhadap direksi PD PPJ Kota Bogor dalam melaksanakan Beauty Contest. Ia juga mengaku siap mengawasi pelaksanaan PL yang bakal dilakukan PD PPJ. “Kami sudah bekerja dan melalui proses sesuai dengan aturan, BP bekerja sesuai prosedur dan semua harus pakai dokumen. Kami hanya memberitahukan aturannya seperti ini, sedangkan pelaksanaannya dilakukan pansel. Tugas kita hanya mengawasi,” paparnya.
Rencana PL yang akan dilaksanakan PD PPJ, kata dia, harus menyesuaikan aturan sehingga PD PPJ tidak salah dalam mengambil langkah melaksanakan PL. “Tidak boleh menyalahi aturan makanya kita akan tanyakan kepada kejari. Sebenarnya, untuk sistem Beauty Contest itu pun tidak sulit apalagi syaratnya menyesuaikan KAK. Profit sharing yang dipersiapkan sesuai dengan perencanaan karena untuk penghitungan pasar tidak dilihat satu atau dua tahun ke depan tetapi dihitung untuk 25 tahun ke depan akan menjadi seperti apa,” katanya.
Sementara itu Pengamat Ekonomi dari STIE Kesatuan Bogor Saefudin Zuhdi menjelaskan bahwa jika posisi Blok F benar-benar menguntungkan perusahaan maka tak heran jika ada persaingan yang ketat antara pengusaha. “Para investor pun pasti sudah melakukan kajian seberapa untung mereka jika berinvestasi di Blok F, sehingga mereka tak segan memperjuangkannya,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, fenomena ini sering terjadi di sejumlah lelang atau Beauty Contest di sejumlah daerah lain dan saat ini tinggal Pemkot Bogor harus bisa memilih investor yang paling baik dan memenuhi kriteria. “Sekarang tinggal pemkotnya saja mau seperti apa, saya yakin sejumlah investor sudah siap dipilih menjadi perusahaan yang bakal merevitalisasi Blok F tersebut,” pungkasnya. (mam/c/els/dit)