METROPOLITAN – Megaproyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Katulampa yang dikerjakan PT Indobangunan Megatama, bakal menjadi kasus baru di Kota Bogor. Hal itu lantaran pembangunan SPAM tersebut telah mangkrak, sebab pembangunan SPAM tersebut seharusnya berakhir pada 28 Desember lalu. Namun, ternyata saat ini pembangunan SPAM masih terus berlanjut karena pekerjaannya sempat mangkrak lantaran PT Indobangunan Megatama kehabisan anggaran untuk membangun SPAM tersebut.
Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Kota Bogor Boris Derurasman mengatakan, memang pembangunan SPAM tersebut seharusnya selesai pada 2016 lalu. Namun karena SPAM tersebut pengerjaannya ada di pinggir jalan tol, maka pihak pengembang pun harus meminta izin kepada PT Jasa Marga sebagai pemilik lahan. “Setelah melapor ke PT Jasa Marga, ternyata harus izin juga ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan hal tersebut memakan waktu sehingga waktu pembangunan pun kembali molor,” ujarnya kepada Metropolitan.
Untuk mengejar waktu, menurut Boris, memang pihak ketiga tersebut bekerja siang dan malam. Terlebih dari adendum yang dilakukan ini batas maksimal pengerjaannya hingga 16 Februari sampai proyek SPAM tersebut selesai. “Ini bantuan dari pemerintah pusat sekitar Rp35 miliar yang diperuntukkan PDAM Tirta Pakuan,” terangnya.
Meski demikian, Boris mengaku optimis atas pembangunan SPAM tersebut karena menurutnya saat ini progresnya terus berjalan walaupun proyek pembangunan ini sempat mangkrak. Padahal jika ada proyek mangkrak, seharusnya perusahaan tersebut dapat di-blacklist karena sudah tidak sesuai dengan aturan. “Ya ini kan masih bisa dikerjakan dan batas waktunya pun belum selesai semua,” paparnya.
Sementara hingga berita ini diturunkan, Dirut PT Indobangunan Megatama Evizal Taher belum dapat dikonfirmasi terkait proyek pembangunan SPAM yang tidak tepat waktu tersebut.
(mam/a/els/run)