METROPOLITAN – Kemacetan di Jalan RE Martadinata yang sering dikeluhkan warga Bogor sebentar lagi berakhir. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor segera membangun flyover untuk mengurai kemacetan. Proses
lelang proyek ini dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor bulan depan.
Kepala Dinas PUPR Kota Bogor Chusnul Rozaqi mengatakan, proyek pembangunan flyover di Jalan RE Martadinata tersebut akan segera dilakukan Juni 2017 mendatang. “Masterplan dan Detail Enginering Design (DED) sudah dibuat pusat. Maret nanti akan dilakukan lelang terlebih dahulu, rencananya nanti flyover itu mulainya dari sebelum Polsek Bogor Tengah sampai beberapa meter setelah pintu perlintasan kereta api,” ujarnya kepada Metropolitan.
Flyover ini, lanjut dia, diharapkan dapat meminimalisasi kemacetan di wilayah tersebut. Terlebih di setiap pagi dan sore dijalan tersebut selalu terjadi kemacetan yang cukup panjang. “Rencana dibangunnya flyover sudah ada sejak 2015 lalu. Karena kalau dilihat dengan kasat mata, di daerah situ kan rawan terjadi kemacetan, jadi dengan dibangunnya flyover nanti bisa menjadi solusi kemacetan,” terangnya.
Untuk pembangunan fisik flyover tersebut, menurut Chusnul, pihaknya akan menggunakan anggaran yang berasal dari pemerintah pusat, sedangkan untuk pembebasan lahan pihaknya akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor. “Di jalan tersebut sudah tidak bisa disiasati lagi, maka itu penting sekali adanya flyover tersebut untuk mengurai kemacetan yang ada. Dan dana yang akan digelontorkan dari pusat sekiar Rp70 miliar, sementara untuk pembebasan lahan menggunakan dana dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sebesar Rp10 miliar,” paparnya.
Chusnul menambahkan, jangka waktu yang dibutuhkan untuk membangun flyover di wilayah tersebut sekitar tujuh bulan. ”Mungkin nanti akan ada pengalihan arus lalu lintas selama proses pembangunan flyover tersebut, doakan saja semoga semuanya lancar,” katanya.
Sementara itu Walikota Bogor Bima Arya menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengajukan dari 2016 lalu untuk pembangunan flyover tersebut. Namun saat mengecek ke kementerian, anggaran tersebut tidak masuk dalam APBN karena pemerintah pusat sedang melakukan penghematan. “Tetapi dengan penghematan tersebut berdampak kemana-mana, yang berujung kemacetan,” jelasnya.
Dalam pembangunan flyover tersebut, tugas Pemkot Bogor sudah hampir selesai karena pihaknya hanya melakukan pembebasan lahan di sekitar perlintasan kereta api. “Nanti kita akan tanyakan lagi ke pusat. Pengajuan sudah semua kita lakukan, tapi saya dapat kabar terakhir dananya katanya sudah standby,” ungkapnya.
(mam/b/els/dit)