METROPOLITAN – Ada kabar baik untuk masyarakat Kabupaten Bogor, khususnya yang berada di wilayah yang belum dilalui kendaraan umum. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui program Dana Alokasi Khusus (DAK) menggelontorkan sebelas unit angkutan desa jenis L-300 senilai Rp2,7 miliar. Penyerahan mobil ini dilakukan kepada sebelas kepala desa (kades) di Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, kemarin.
Desa yang diberikan kendaraan itu di antaranya Desa Kiarapandak, Desa Cisarua, Desa Cileksa, Desa Pasirmandang dan Desa Kiarasari di Kecamatan Sukajaya. Lalu Desa Benteng dan Desa Tegalwaru di Kecamatan Ciampea. Kemudian, Desa Purasari dan Desa Pabangbon di Kecamatan Leuwiliang. Selanjutnya Desa Banyuasih di Kecamatan Cigudeg serta Desa Sirnarasa di Kecamatan Tanjungsari.
Bupati Bogor Nurhayanti mengatakan, dari kesebelas desa yang menerima kendaraan dari program DAK Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), ditujukan sebagai alat transportasi desa bagi desa-desa yang wilayahnya belum dimasuki trayek atau kendaraan umum. “Masih banyak sebenarnya desa yang belum dimasuki kendaraan umum, tetapi inilah pilihan wilayah yang paling perlu mendapatkan kendaraan,” kata Nurhayanti.
Menurut Nurhayanti, masyarakat yang menggunakan kendaraan ini sama sekali tak dipungut biaya atau gratis. Sebab, mobil ini diperuntukkan sebagai kendaraan anak-anak sekolah, pergi ke rumah sakit serta mengangkat hasil alam masyarakat. “Kita memberikan untuk membantu masyarakat dan perekonomian mereka. Intinya tidak boleh ada pungutan bayaran. Sebab, tujuannya untuk mengurangi biaya mereka berusaha,” ucapnya.
Sedangkan untuk operasional kendaraan diserahkan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai pihak yang dipercaya mengelola mobil tersebut. Kepala Desa Kiarapandak Iwan Setiawan mengatakan, hingga kini wilayahnya sama sekali belum dimasuki kendaraan umum. Bahkan, anak-anak pergi sekolah harus berjalan kaki sejauh dua kilometer. “Kita bersyukur mendapatkan kendaraan ini. Soalnya di Kiarapandak ada 20 kampung yang belum diakses kendaraan. Paling jauh itu di Pasirnyomblong, tiga kilometer,” kata Iwan.
(rez/b/els/run)