Senin, 22 Desember 2025

Dishub ogah Bangun Flyover Gadog

- Kamis, 9 Februari 2017 | 09:50 WIB

METROPOLITAN - Dinas Perhu­bungan (Dishub) Kabupaten Bogor tampaknya tak sepaham dengan ren­cana pembangunan flyover di Simpang Gadog yang di­inginkan warga Puncak. Kepala Dishub Kabupaten Bogor Eddy War­dani lebih memi­lih melakukan rekayasa lalu lin­tas (lalin) lantaran dirasa lebih cocok untuk mengurai kemacetan di jalur wisata Puncak, Ka­bupaten Bogor.

Lelaki yang akrab disapa Edwar mengatakan, sebenar­nya mengatasi kemacetan di Puncak harus dilakukan dengan cara cepat. Dengan dasar itu, daripada melakukan pem bangunan flyover, lebih baik melakukan rekayasa lalin di bawahnya. “Kalau menurut kami, lebih baik rekayasa lalin. Misalkan ada alternatif atau kita buatkan agak lebar jalan keluarnya,” kata Edward.

Menurut dia, seperti di ka­wasan Ciawi dan Megamen­dung yang merupakan daerah macet karena jalan masuknya yang sempit itu, sudah perlu dilebarkan. Karena itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Pena­taan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor wajib melebarkan jalan-jalan strategis yang ada di kawasan Puncak.

“Kawasan Puncak macet itu karena jalurnya sempit. Ma­kanya nanti jalan-jalan yang strategis agar dibuka Bina Marga untuk dilebarkan,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, pembangunan flyover ini baru sebatas wacana untuk menanggulangi kemacetan di arah Puncak. Sebab, Feasibility Study (FS) atau kajian pengurai kemace­tan di kawasan tersebut baru dibuat pada APBD Perubahan 2017 Kabupaten Bogor. “Kita lihat saja nanti bagaimana. Soalnya itu baru wacana ya dan baru mau dibuat FS-nya,” tu­turnya.

Sedangkan untuk kelanjutan pembangunan Jalur Puncak II, tambahnya, tahun ini Pe­merintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat tengah memba­hasnya. Kemungkinan Detail Engineering Design (DED) akan dibuat pada tahun ini. “Kemun­gkinan tahun depan bisa di­bangun,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah. Menurut Syarifah, untuk menangani kemacetan Puncak itu kajiannya harus dilakukan dari berbagai as­pek. “Itu juga tergantung flyover disetujui atau tidak oleh pusat. Yang jelas untuk pembangunan konstruksi dan pembuatan DED, kita tidak akan mungkin mampu membiayainya,” kata Syarifah.

(rez/b/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X