Minggu, 21 Desember 2025

Awas Puting Beliung Ancam Warga Bogor

- Rabu, 15 Februari 2017 | 09:32 WIB

Cuaca buruk masih menjadi ancaman warga Kota dan Kabupa­ten Bogor hingga akhir Februari nanti. Selain banjir dan tanah longsor, bencana angin puting beliung ternyata bakal menjadi mimpi buruk bagi warga Bogor. Khususnya warga di sebelas kecamatan di Kabu­paten Bogor.

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mengimbau masyarakat mewaspadai bencana alam yang bisa terjadi kapan pun. Hal ini menyusul tingginya intensitas hujan yang terjadi di wilayah Bumi Tegar Beriman serta beberapa kejadian bencana alam yang sudah terjadi di daerah barat dan selatan Kabupaten Bogor. Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo mengatakan, sebenarnya bencana alam yang berada di urutan pertama wilayah Kabupaten Bogor bukanlah bencana longsor atau banjir, melainkan angin kencang. Sebab, berdasarkan data dari dua tahun terakhir ini, angin kencang menempati urutan pertama sebelum bencana alam longsor. “Ada 12 jenis angin kencang di sini. Angin puting beliung berada diurutan ke-10. Itu berdasarkan kecepatan anginnya. Di Kabupaten Bogor angin kencang sangat berpotensi,” kata Budi. Dengan dasar itu, masyarakat dapat mewaspadai bencana hidrometeorologi yang potensial terjadi dalam beberapa hari ke depan. Seiring dengan peningkatan curah hujan, ancaman banjir, longsor dan pohon tumbang yang cenderung meningkat. Di antarannya daerah selatan seperti Cigombong, Cijeruk, Caringin, Ciawi, Megamendung dan Cisarua. Lalu, untuk timur di Citeureup dan Gunungputri. Serta, untuk barat di Pamijahan, Nanggung dan Sukajaya. “Kami mengimbau masyarakat harus tetap waspada, terutama yang berada di daerah selatan, timur dan barat,” imbaunya. Budi menambahkan, untuk langkah antisipasi pihaknya menyesuaikan dengan SK Bupati Nomor 360/17 BPBD/2016 per tanggal 1 November 2016, yang berisi koordinasi dilakukan dari mulai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga pemerintah di wilayah seperti camat dan kepala desa. “Kami terus lakukan koordinasi dengan BMKG. Setelah dapat informasi dari BMKG kita share ke camat lalu ke kepala desa untuk mewaspadai. Alhamdulilah, koordinasi ini menghasilkan kerja sama yang baik,” ujarnya. Sementara itu, BPBD Kota Bogor mulai mewaspadai wilayah rawan bencana banjir lintasan. Hal ini disebabkan meluapnya air Sungai Ciliwung dan Cisadane. “Kalau musim hujan sudah dipastikan air sungai naik, maka dari itu kami harus mewaspadai cuaca ekstrem yang sedang terjadi,” kata staf Kepegawaian Darurat dan Logistik BPBD Kota Bogor, Budi. Ia juga mengatakan, Bendung Katulampa juga menjadi titik pemantauan dalam mengatasi banjir di Kota Bogor. Karena itu, BPBD Kota Bogor memberikan peringatan dan meningkatkan kesiapsiagaan serta meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait. “Kami lihat dari Bendung Katulampa, apabila air sudah 150 sentimeter maka harus sudah siap-siap,” ujarnya Budi menambahkan, kurangnya personel menjadi kendala. Dulu BPBD bersatu dengan damkar namun setelah berpisah, personelnya menjadi berkurang “Sebenarnya BPBD tidak punya personel untuk di lapangan, yang tersisa hanya staf nya. Sekarang kami hanya memanfaatkan relawan saja,” katanya. Meski begitu, hingga kini BPBD gencar melakukan berupa sosialisasi, penyadaran, imbauan dan edukasi kepada masyarakat. BPBD juga meyakinkan masyarakat terlatih menghadapi ancaman, seperti bencana banjir langganan dalam musim penghujan. (rez/c/mg5/els/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X