METROPOLITAN – Aksi pencopotan iklan atau spanduk rokok yang ditempel di warung-warung kembali dilakukan pelajar Kabupaten Bogor. Kali ini, giliran pelajar SMAN 1 dan SMPN 2 Dramaga yang secara bersamaan menurunkan iklan rokok yang mengepung lingkup sekolahannya.
Namun, ada yang berbeda dalam aksi yang dilakukan pelajar SMPN 2 Dramaga dalam mewujudkan tolak siswa jadi target perusahaan rokok. Salah satu warung menolak mengganti iklan rokok itu, lantaran sudah diberi uang oleh perusahaan rokok tersebut.
Sehingga, para pelajar berinisiatif mengumpulkan koin atau melakukan patungan untuk uang pengganti. “Sengaja koin. Buat nunjukin, anak sekolah juga mampu mengumpulkan uang segitu,” kata Regi pelajar kelas X yang juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Sekolah Kawasan Tanpa Rokok SMPN 2 Dramaga.
Menurut dia, aksi yang dijuluki ’Koin untuk Perusahaan Rokok’ ini bertujuan menunjukkan uang yang diberikan ke warung itu bukanlah nominal yang sepadan jika dibandingkan dengan ancaman yang akan terjadi pada pelajar. “Uang yang diberikan perusahaan rokok tidak sebanding dengan ancaman pelajar yang terus diserang iklan rokok. Kami meminta pemilik warung tidak takut lagi jika perusahaan rokok menanyai uang yang telah diberikan,” ucapnya.
Sementara itu, Media Officer Lentera Anak Farah Devana membenarkan jika tak semua iklan rokok bisa diturunkan oleh pelajar. Karena, perusahaan rokok telah memberinya sejumlah uang untuk memasang iklan rokok dalam kurun waktu tertentu. “Mereka ketakutan karena sudah dikasih uang sama perusahaan rokoknya. Beda-beda, tapi rata-rata Rp300 ribu per bulan,” kata Farah.
Farah juga berharap, melalui kampanye ini kesadaran kritis siswa, guru dan seluruh elemen masyarakat mampu tercipta untuk menolak jadi target industri rokok. “Kami berharap anak-anak memiliki kesadaran kritis untuk membentengi dirinya dari target industri rokok,” pungkasnya. (rez/b/els/dit)