METROPOLITAN - Banyaknya supermarket di Kota Bogor ternyata memberi dampak negatif kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Hal tersebut karena dengan adanya supermarket di Kota Bogor, dapat merusak perekonomian masyarakat. Seperti warung-warung kecil yang pasti kalah bersaing dengan minimarket atau supermarket yang ada. Terlebih saat ini akan ada pembangunan Transmart Carrefour di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanahsareal, yang diprediksi bakal mematikan perekonomian masyarakat sekitar. Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman mengatakan, memang ada dampak buruk yang ditimbulkan dengan banyaknya supermarket di Kota Bogor ini. Sebab, menurutnya, di Kota Bogor ini sudah sangat banyak sekali supermarket. Dari enam kecamatan yang ada, pasti selalu ada supermarket di wilayah tersebut. “Memang seharusnya perlu dikendalikan pembangunan supermarket ini karena sudah terlalu banyak,” ujarnya kepada Metropolitan.
Usmar mengaku setuju dengan dilakukan moratorium supermarket di Kota Bogor sambil melakukan kajian dan penyesuaian-penyesuaian terhadap kondisi dan tumbuh kembangnya supermarket yang ada. “Bagi yang sudah ada maka perizinannya diberikan dan dianjurkan turut membina warung-warung di masyarakat,” terangnya.
Sedangkan bagi yang sudah ada dan yang akan membangun supermarket, diperlukan aturan khusus. Sebab, harus ada pertimbangan karena mereka sudah membangun. “Memang seharusnya dilakukan moratorium sambil menunggu kajiannya dulu,” paparnya.
Sebelumnya, Camat Tanahsareal Asep Kartiwa mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapat pemberitahuan tentang pembangunan Transmart Carrefour di wilayahnya. Bahkan, ia mengetahui pembangunan pusat perbelanjaan itu dari pihak luar. “Sampai sekarang tidak ada pemberitahuan langsung,” katanya kepada Metropolitan.
Ia mengatakan, dalam setiap pembangunan seharusnya ada tembusan pemberitahuan kepada aparat di wilayah masing-masing, mulai dari RT, RW, kelurahan hingga kecamatan. Sebab, aparat wilayahlah yang bertanggung jawab jika ada sesuatu di wialyah tersebut. “Harusnya diketahui pihak wilayah. Namun hingga kini mereka belum memberitahukan kepada saya,” terangnya.
Asep mengaku bukan maksud ingin dilibatkan dalam pembangunan tersebut. Namun, idealnya harus ada pemberitahuan kepada aparat wilayah. Sehingga, segala sesuatunya pun menjadi terpantau. “Idealnya memang seperti itu, tetapi mungkin memang belum saja diberitahukan,” katanya.
Adanya pro kontra masyarakat sekitar terkait Transmart, Asep mengaku tidak mengetahuinya. Namun, menurutnya, adanya pro kontra merupakan hal biasa dalam proses pembangunan di suatu wilayah. “Saya belum mendapatkan laporannya,” jelasnya. (mam/b/els/run)