Minggu, 21 Desember 2025

Ribuan Rumah Masih Reyot

- Sabtu, 25 Februari 2017 | 08:54 WIB

 Di tengah massifnya pembangunan infrastruktur dan sejumlah fasilitas umum di Kota Bogor, ternyata masih banyak ditemukan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kota Bogor. Tahun lalu saja, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menerima 6.974 proposal perbaikan rumah reyot. Namun, hanya sanggup memperbaiki 2.549 rumah. Jumlah RTLH diprediksi bakal mening­kat. Sebab, hingga Februari ini jumlah proposal sudah mencapai 1.832.

Berdasarkan data Adminis­trasi Kesejahteraan Rakyat (Adkesra) Setdakot Bogor, jumlah pengajuan RTLH dari Januari hingga Februari 2017 sudah mencapai 1.832 pro­posal. Diperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah sampai akhir tahun nanti. Apalagi pada 2016 lalu, Pem­kot Bogor hanya mengang­garkan 2.549 RTLH dari jum­lah pengajuan yang mencapai 6.974 proposal.

Kepala Subbagian Kemasy­arakatan Sekretariat Daerah Kota Bogor Bosse Anugrah mengatakan, dari 6.974 peng­ajuan kepada Pemkot Bogor pada 2016, pihaknya sudah melakukan evaluasi 3.910 berkas. Sedangkan yang be­lum dievaluasi jumlahnya mencapai 2.001. Dari jumlah yang telah dievaluasi, 1.063 permohonan tak dapat di­bantu pemkot. “Untuk peng­ajuan RTLH 2016, proposal yang sudah masuk dalam penganggaran dan rencana pencairan di 2017, jumlahnya mencapai 2.549. Jumlah ter­sebut sesuai kemampuan keuangan Pemkot Bogor,” ujarnya kepada Metropolitan.

Sedangkan untuk sisanya, 2.600 proposal yang sudah diverifikasi, menurut Bosse, sudah dimasukkan ke daftar tunggu. Hal tersebut karena Pemkot Bogor tak bisa langs­ung melaksanakan RTLH se­kaligus karena kemampuan anggaran yang terbatas. “Pada tahun ini terhitung awal Januari sampai awal Februa­ri 2017, Adkesra Setdakot Bogor sudah menerima peng­ajuan bantuan RTLH seba­nyak 1.832 proposal. Seper­tinya ini akan terus bertambah,” terangnya.

Karena masih banyak yang belum mendapat bantuan RTLH, maka pihaknya mem­prioritaskan bangunan-bangu­nan yang benar-benar tidak layak. Sedangkan untuk sisanya, menurut Bosse, bisa masuk daftar hibah bantuan sosial (bansos). “Ke depan kita akan mengunci target RTLH melalui program RTLH Prioritas. Dalam program ini kita akan bekerja sama dengan kecamatan dan kelurahan. Kelurahan selanjutnya berko­ordinasi dengan RT dan RW setempat untuk mendata jumlah RTLH di wilayahnya masing-masing,” paparnya.

Selian itu, Pemkot Bogor juga akan menyosialisasikan empat kriteria penetapan RTLH. Kriteria tersebut an­tara lain fisik bangunan, eko­nomi, sosial dan kerentanan. Melalui database ini, Pemkot Bogor bisa memprediksi jum­lah RTLH yang akan ditanga­ni dalam menyelesaikan ma­salah kemiskinan.

Sementara itu, Walikota Bo­gor Bima Arya mengaku mem­beri bantuan kepada masyara­kat Kota Bogor yang memiliki RTLH karena di akhir masa jabatannya sebagai walikota yang tinggal beberapa tahun lagi, ia menginginkan angka kemiskinan di Kota Bogor ter­sus berkurang. “Kita terus gen­jot RTLH ini karena setiap kun­jungan kelurahan-kelurahan banyak sekali RTLH yang saya temui,” katanya.

Orang nomor satu di Kota Bogor ini memaparkan, jika jumlah perekonomian di Kota Bogor meningkat, maka akan memiliki dampak ke­pada masyarakat langsung sehingga dapat mengurangi jumlah RTLH di Kota Bogor. “RTLH ini kebanyakan orang yang tidak mampu. Kalau mereka perekonomiannya baik, maka jumlah RTLH pun akan terus berkurang,” ung­kapnya. (mam/c/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X