Senin, 22 Desember 2025

Pemilik 115 Bangli Tak Akan Dapat Ganti Rugi

- Sabtu, 4 Maret 2017 | 09:15 WIB

CIBINONG – Penyempitan aliran irigasi Cisa­dane dan Empang atau yang biasa dikenal dengan Kali Baru di Bojonggede, sudah dinilai mengkha­watirkan. Dangkal dan sempitnya permukaan kali dituding jadi penyebab banjir yang sering melanda kawasan tersebut. Hal itu diketahui saat Bupati Bogor Nurhayanti melakukan inspeksi men­dadak (sidak) ke Kampung Sawahdepan sampai Perbatasan Bojongbaru, Desa Bojonggede, Keca­matan Bojonggede, kemarin pagi.

Orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman itu pun sempat dibuat pusing melihat banyaknya sampah yang menumpuk di jembatan sekitar Bo­jonggede. Mulai dari sampah plastik hingga pe­rabotan rumah terpampang jelas menyesaki saluran air di sekitar jembatan Kali Baru. “Ini tugas kita, tak hanya normalisasi produksi sampahnya yang mengalir, dari hulu juga harus dicarikan solusi,” kata Nur­hayanti.­

Menurut dia, selain pengenda­pan, kali juga mengalami penyem­pitan sehingga air sungai meluap. Karena itu, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor be­kerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung (BBWSC) tengah melakukan normalisasi Sungai Kali Baru sepanjang 1,6 kilometer. “Alhamdulillah setelah berkoordinasi, BBWSC sudah melakukan normalisasi di sepan­jang 1.6 kilometer di Sungai Kali Baru. Proses normalisasi bahkan akan terus dilakukan memanjang hingga ujung, se­hingga nantinya tak ada lagi sumbatan-sumbatan yang dapat menyebabkan Sungai Kali Baru meluap,” ucap dia.

Nenek tiga cucu ini juga menu­turkan, antisipasi banjir yang dilakukan saat ini baru sebatas pengangkutan sampah terlebih dahulu. Diperkirakan ke depan bakal melibatkan kerja sama dua pemerintah daerah antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bo­gor dan Pemkab Bogor. “Saya sudah minta dibuatkan model untuk penanganan masalah ini agar tak saling menyalahkan. Kita kerja sama dengan kota,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Bojong­gede J Dace Hatomi menjelaskan, saat ini mulai dari Kampung Sawahdepan, Desa Bojonggede, sampai perbatasan Bojongbaru, sudah dilakukan normalisasi. Tinggal menunggu normalisasi selanjutnya yang saat ini masih terhambat. “Saat ini belum bisa semua karena alat berat (beko) tertahan di jembatan. Sehingga, ada 115 bangunan liar (bangli) yang akan dibongkar pemiliknya sendiri untuk jadi akses alat be­rat masuk. Normalisasi ini dila­kukan untuk melebarkan kem­bali lebar sungai dari delapan meter menjadi 15 meter (sesuai eksisting, red),” kata Dace.

Masih di tempat yang sama, Kepala Dinas (Kadis) Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Per­tanahan (PKPP) Kabupaten Bo­gor Lita Ismu mengungkapkan, pemilik 115 bangli tak akan mendapat ganti rugi. Sebab, mereka mendirikan bangunan di lahan milik BBWSC. “Tidak ada ganti rugi karena bangunan tak berizin,” tutupnya.

(rez/b/dik/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X