METROPOLITAN – Pengerjaan galian pipa PDAM Tirta Pakuan di Jalan Tentara Pelajar yang hingga kini belum selesai membuat macet beberapa ruas jalan di sekitarnya. Seperti pantauan Metropolitan kemarin, kemacetan di Jalan Tentara Pelajar hingga satu kilometer. Macet juga terjadi di Jalan Perikanan Darat hingga pertigaan Jalan Taman Cimanggu dan Jalan Cimanggu. Bahkan akibat pengerjaan yang belum selesai, banyak kendaraan yang terperosok ke lubang-lubang galian tersebut.
Warga RT 01/02, Kelurahan Kedungjaya, Dani Madea mengatakan, akibat adanya galain di Jalan Tentara Pelajar, banyak kendaraan yang tergelincir karena limbah atau lumpur galian tersebut masuk ke jalan. Menurut dia, sudah beberapa kali kendaraan yang tergelincir atau terperosok ke lubang galian. “Apalagi musim hujan ini kadang lumpurnya ke jalan, banyak sekali dan membuat banyak motor yang melintas jatuh,” ujarnya kepada Metropolitan.
Seperti yang dialami Bhanad, pengendara truk dengan nomor polisi B 9461 NT ini terperosok di Jalan Perikanan Darat. Truk yang membawa puing-puing ini terpersok sejak pagi. Rencananya truk tersebut akan ke Ciapus melalui Jalan Johar, namun truk tersebut malah terperosok. “Kayaknya terlalu ke samping, jadi jeblos satu bagian ban belakang,” terangnya.
Ia mengaku beban yang diangkut kendaraannya itu memang cukup berat, sehingga awalnya sempat mengira salah satu bannya pecah. Namun setelah dirinya turun untuk memeriksa, rupanya bagian tanah tersebut masih cukup gembur sehingga sulit dievakuasi. “Sudah diberi balok pengganjal tapi tidak bisa keluar juga. Mobilnya diderek dengan behel pun namun patah. Mungkin harus pakai tali tambang,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Deni Surya Senjaya menjelaskan, pengerjaan proyek PDAM Tirta Pakuan terus berlangsung. Meskipun sudah lewat batas adendum pada 3 Maret lalu, ia menargetkan proses perbaikan akan selesai pekan ini. “Pelaksana kena denda, satu per mil sehari maksimum lima persen dari sisa pekerjaan yang belum terbayarkan. Misalnya dia nagih sudah di posisi 80 persen, jadi yang 20 persennya itu kena denda,” katanya.
Menurutnya, penutupan lubang dengan tanah itu hanya sementara agar bekas lubang galian dapat terisi padat sebelum dilakukan pengecoran. Cara tersebut dilakukan karena jalan tempat yang sedang dilakukan perbaikan cukup sempit untuk dilalui alat berat. “Sengaja pakai tanah dulu biar terisi padat, itu pakai cara manual,” jelasnya.
Perbaikan tersebut menurutnya dilakukan demi kepentingan umum. Sebab, sebelumnya PDAM Tirta Pakuan kerap menerima keluhan dari warga sekitar mengenai aliran air yang kurang maksimal. Karena itu dirinya menganggap pasca diganti dengan pipa berukuran lebih besar, maka aliran air ke rumah-rumah warga dapat berjalan maksimal.
(mam/b/els/run)