METROPOLITAN - Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Front Rakyat Bogor menggelar aksi unjuk rasa di depan lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, kemarin. Dalam aksinya, mereka menuntut Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Tohaga Kabupaten Bogor Romli Eko Wahyudi turun dari jabatannya. Mantan komisioner KPUD Kabupaten Bogor itu dianggap gagal dalam memimpin dan mengelola seluruh pasar tradisional di Bumi Tegar Beriman.
Ketua LSM GMBI Distrik Kabupaten Bogor Sambas Alamsyah mengatakan, sejak Maret 2015, manajeman PD Pasar Tohaga di bawah kepemimpinan Eko belum juga bisa memberi hasil memuaskan. Pasar tradisional yang seharusnya bisa tertata dengan rapi, bersih, nyaman dan manusiawi masih sangat jauh dari apa yang diharapkan. ”Masih banyak kok direksi yang mumpuni, jangan salah pilih atuh. Kami minta dirut sekarang dicopot dan diganti karena masih ada kebocoran PAD di Pasar Leuwiliang sebesar Rp300 juta yang dirutnya pun mengakuinya,” kata Sambas.
Ia juga mendesak aparat penegak hukum dapat mengusut dan tuntaskan kebocoran PAD yang terjadi di Pasar Leuwiliang. Sebab, ada dugaan pembiaran pengambilan listrik yang merugikan PLN. ”Kami meminta kasus ini secepatnya diusut,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Dirut PD Pasar Tohaga Kabupaten Bogor Romli Eko Wahyudi merasa tak keberatan dengan tuntutan tersebut. Asalkan pemilik perusahaan yakni Pemkab Bogor menyatakan pihaknya gagal dalam mengelola PD Pasar. “Silakan kami diganti dan tidak masalah. Tetapi kalau memang pemilik perusahaan menyatakan kami gagal,” kata Romli.
Namun, Eko mengaku PD Pasar Tohaga saat ini sudah ada kemajuan. Berbeda dengan saat awal pihaknya menerima perusahaan yang mengalami rugi atau berutang sebanyak Rp2,3 miliar selama tujuh tahun berdiri. “Dua tahun belakangan ini kami mengelola perusahaan fokus melunasi utang-utang dan membuat bagaimana perusahaan bisa untung dan itu berhasil. Bahkan secara keuntungan untuk perusahan sudah bagus, dua tahun dapat Rp2,7 miliar,” terangnya.
Eko juga mengaku heran atas pernyataan yang disampaikan pengunjuk rasa bahwa kinerjanya dinyatakan gagal. Sebab, hasil audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) pada 2015, nilai perusahaan meningkat di angka sebesar 55 persen dengan nilai BBB. Berbeda dengan 2014 lalu, angka kesehatan perusahaan hanya berada di angka 36,5 persen atau jika kurang lima persen lagi perusahaan dianggap tidak sehat.
“Artinya nilai kesehatan perusahaan sekarang itu sudah lebih sehat. Bahkan, sepuluh poin lagi perusahaan ini sudah dikatakan sehat. Kita juga terus berusaha semoga dalam proses kepemimpinan kami PD Pasar bisa sehat secara perlahan-lahan,” akunya.
Ia juga mengaku terbuka terhadap seluruh masyarakat yang ingin mengetahui kinerja PD Pasar Tohaga. Bahkan, sekali pun pengunjuk rasa ingin mempertanyakan terkait Pasar Leuwiliang, pihaknya telah menyiapkan kanit beserta mantan kanit Pasar Leuwiliang. “Ini saya sengaja turunkan langsung kepala Leuwiliang hingga mantan kanit kes ini (kantor, red) agar ketika pengunjuk rasa bertanya sesuatu bisa kami jawab apa adanya. Kami buka pintu dan sambut mereka, jadi mohon dicatat bahwa dirut PD Pasar Tohaga menunggu paling depan,” tutupnya.
(rez/b/els/run)