METROPOLITAN – Persoalan penumpukan sampah di sekitar Jembatan Sungai Kali Baru, Kecamatan Bojonggede sedikit menemui titik terang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akhirnya mengangkut puluhan ton sampah yang menyangkut di Kali Baru, kemarin.
Pantauan Metropolitan, sejumlah petugas disibukkan membersihkan sampah-sampah yang bukan hanya berasal dari sampah rumah tangga. Sampah yang kondisinya sudah mengeras ini didominasi sampah plastik, daun, batang pohon, kasur hingga televisi.
Camat Bojonggede Jajang Dace Hatomi mengatakan, proses pembersihan tumpukan sampah hanyutan di Sungai Kali Baru Bojonggede telah dilakukan dengan alat berat. Diharapkan setelah pengangkutan sampah ini dapat memperlancar aliran air saat hujan, sehingga tidak menyebabkan banjir atau air meluap. “Alhamdulillah sudah diangkut sampahnya, normalisasi sungai juga sudah dilakukan,” kata Dace.
Namun, Dace tak menjamin sampah itu akan bersih permanen. Sebab, sampah hanyutan masih ada setiap detik. Sehingga jika ingin benar-benar bersih secara total, harus ada titik-titik tertentu yang disediakan. Seperti tempat pembuangan sampah sementara yang ditempatkan mulai dari hulu sungai.
“Yang diperlukan sebenarnya tindakan preventifnya. Selama jembatan tingginya tidak berubah, sampah pasti nyangkut. Saya lihat sampah di sini ada tiga balok berukuran 40 cm diameternya dengan panjang lima meter. Itu bukan sampah. Ada lagi TV dan kasur. Saya tidak tahu orang ini berpikirnya seperti apa,” ucapnya.
Dengan itu, Dace berharap rencana peninggian Jembatan Kali Baru segera direalisasikan. Hal itu dilakukan agar sampah yang mengalir di Sungai Kali Baru tak menyangkut di bawah jembatan. “Kita juga sedang berkoordinasi dengan Telkom dan PLN terkait keberadaan besi utilitas yang berada di jembatan. Ini tidak jelas pemiliknya, nanti kita bongkar saja,” tuturnya.
Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat sadar dan tak membuang sampah ke sungai. Sebab, tanpa disadari barang bekas termasuk sampah justru dapat menghasilkan nilai ekonomis. “Berikan sampah ke bank sampah. Saya tegaskan sampah basah itu bisa jadi kompos dan sampah kering bisa jadi uang,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan dan Sanitasi Wilayah I Cibinong Usep Supriatna meminta penanganan sampah di sepanjang Sungai Kali Baru dilakukan bersinergi, termasuk dengan komponen masyarakat. Sebab jika tidak dilakukan secara bersama-sama dalam menangani sampah, upaya yang dilakukan pemerintah juga akan sangat sia-sia.
“Masyarakat berperan penting terhadap keberadaan sampah tak bertuan di sungai ini. Saya minta kesadarannya. Hari ini kita fokuskan di jembatan, tetapi nanti ke depan penanganan sampah ini akan terus berlanjut,” tutupnya.
(rez/b/els/run)