METROPOLITAN – Semrawutnya sistem parkir dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Taman Sempur membuat sejumlah warga sekitar geram. Para pengunjung yang datang ke Taman Sempur seenaknya parkir di depan rumah warga. Bahkan, warga kesulitan keluar rumah karena terhalang sejumlah kendaraan yang parkir. Warga RT 01/01, Kelurahan Sempur, Mike mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor harus mempunyai tempat parkir bagi masyarakat yang berkunjung ke Taman Sempur agar tak mengganggu akses warga sekitar. “Kalau sore dan cuaca kebetulan cerah, saya tidak bisa masuk atau keluar rumah saya sendiri. Karena motor menghalangi akses jalan ke rumah saya,” ujarnya kepada Metropolitan.
Mike mengaku bukan melarang masyarakat berkunjung ke Taman Sempur. Tetapi jika penataan parkir kurang rapi, akan merugikan masyarakat yang tinggal di sekitar Lapangan Sempur. “Hari biasa saja sudah ramai, apalagi jika ada even malah sampai larut malam ramainya. Tetapi saya tidak terlalu permasalahkan itu, hanya parkiran saja ini yang bikin kesal. Sebab, saya malu kalau ada tamu yang datang ke rumah,” terangnya.
Warga Sempur lainnya, Robert Napitupulu mengatakan, revitalisasi Taman Sempur memberi dampak positif dan negatif. Dari segi positif, pemanfaatan Taman Sempur sebagai tempat berolahraga dan rekreasi keluarga. Namun sisi negatifnya, warga Sempur mengeluhkan karena tidak memiliki akses jalan akibat dipenuhi sepeda motor dan mobil yang parkir di badan jalan. “Kami kesulitan keluar saat Sabtu dan Minggu karena akses jalan tertutup sekali pun sudah diatur. Kami juga kesulitan saat penanganan emergency warga karena jalur evakuasi tersendat,” paparnya.
Sementara itu, Walikota Bogor Bima Arya mengungkapkan, kesemrawutan Sempur karena antusiasme warga yang luar biasa dan memang perlu diantisipasi. Makanya Pemkot Bogor akan mengkaji penerapan Car Free Day (CFD) di Sempur setiap Minggu di jam-jam tertentu juga akan diatur sistem parkir di titik mana yang boleh dan tidak.
Sementara rencana jangka panjangnya membangun lahan parkir di lahan kosong dekat Hotel Sempur Park yang akan dinegoisasi setelah ada pemilik baru, juga membatasi acara-acara besar di Taman Sempur. “Pembangunan food court itu sebenarnya untuk menata dan memberi tempat yang nyaman kepada PKL eksisting yang sudah ada dan tidak ada penambahan pedagang baru,” katanya.
(mam/b/els/run)