METROPOLITAN – Tak hanya warga sekitar, ormas Islam atau Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang menolak kehadiran Club Lucky One. Sejumlah aktivis mahasiswa pun mengecam tempat hiburan malam tersebut. Ketua Cabang PMII Kota Bogor Fahrizal mengatakan, dengan adanya kelab yang berlokasi di kawasan pemukiman memang sangat mengganggu. Terlebih aktivitasnya dari malam sampai pagi, di mana warga sedang beristirahat.
“Seharusnya Pemkot Bogor dapat menindak tegas pemilik kelab tersebut. Kita ketahui bersama bahwa kelab tersebut tak jauh dari pemukiman warga. Tak terbayangkan warga yang tinggal di kawasan tersebut,” ujarnya kepada Metropolitan.
Pria yang akrab disapa Obama ini menilai kehadiran kelab di Kota Bogor ini membawa dampak buruk untuk generasi muda. Terlebih kelab malam tersebut identik dengan hal-hal negatif mulai dari minuman beralkohol, narkoba, prostitusi dan beberapa yang lainnya. “Jangan salahkan siapa-siapa jika generasi muda di Kota Bogor ini rusak. Karena dengan tidak ada tindakan dari Pemkot Bogor kepada kelab tersebut, sama saja pemkot mendukung kehadirannya dan mendukung adanya hal-hala negatif di Kota Bogor,” terangnya.
Masih beroperasinya Club Lucky One yang tidak memiliki izin, Obama melihat merupakan bentuk kelemahan Pemkot Bogor. Padahal, menurutnya, sudah sangat jelas kelab tersebut tidak memiliki izin dan mempunyai dampak buruk. “Ini pemkot yang takut apakah memang pemkot sudah disuap pihak Lucky One jadi tidak mau bertindak. Padahal kesalahan sudah sangat jelas,” paparnya.
Hal senada diungkapkan Presidium GMNI Desta Lesmana. Menurut dia, dengan adanya pembiaran yang dilakukan Pemkot Bogor maka kerugiannya pun akan semakin meningkat. Di tengah-tengah Lucky One yang saat ini terus memungut keuntungan dengan kelab yang baru dibuka, tetapi pemkot belum dapat memungut pajak lantaran kelab tersebut belum memiliki izin. “Usaha tidak ada izin bentuk salah stau pelanggaran juga. Apalagi usahanya bisnis tempat hiburan malam yang identik dengan hal-hal negatif,” katanya.
Ia mengaku tidak segan turun melakukan aksi demonstrasi untuk menuntut Pemkot Bogor agar melakukan tindakan kepada kelab yang terus beroperasi tersebut. “Ya ini menjadi persoalan ketika mereka tidak memiliki izin tapi masih saja beroperasi. Kita akan menanyakan itu kepada pemkot,” jelasnya.
Terpisah, Walikota Bogor Bima Arya mengaku segera menindak kelab tersebut karena tidak memiliki izin. Saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan sejumlah dinas terkait untuk menanyakan proses perizinan kelab tersebut. “Saya akan cek langsung perizinannya. Jika belum izin tapi masih beroperasi, akan kita segel lagi,” singkatnya.
(mam/b/els/run)