Setelah tukang nasi goreng dan tukang satai, pedagang pempek di Kota Bogor ini mendadak terkenal. Bukan karena dagangannya dibeli keluarga Presiden Jokowi, namun pedagang makanan khas Palembang ini fasih berbahasa Inggris.
PEMPEK merupakan makanan khas Palembang yang sudah menjadi ciri khas makanan asli Indonesia. Di Kota Bogor sendiri banyak pedagang yang menjual jajanan asli Palembang ini. Namun, ada yang unik dari seorang penjual pempek di Balaikota Bogor yang satu ini. Rupanya penjual pempek ini bisa bahasa Inggris. Bahkan, ia pun tampak berbicara bahasa Inggris dengan beberapa pembeli yang juga fasih berbahasa Inggris.
Dia adalah Irawan Djaya, pria asli Palembang yang berpindah ke Kota Bogor. Ada yang menarik dari pengalaman pria berusia 43 tahun ini hingga bisa bahasa Inggris. Rupanya pria ini adalah mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Belanda. ”Sejak sekitar 2005 saya jadi TKI di Belanda. Dari situ saya kemudian bisa bahasa Inggris,” ujarnya.
Pria yang ramah senyum ini pun menceritakan bahwa bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang dipelajarinya dari bangku SD hingga SMA. Ketika itu, bekal berbahasa sejak sekolahlah yang dibawanya ke Belanda. ”Kalau di Belanda itu bahasa penghubungnya adalah bahasa Inggris karena kan mereka negara Uni Eropa. Jadi mereka menggunakan bahasa kedua yaitu bahasa Inggris. Saya dulu berbahasa hanya sebisanya saja dan itu pun masih salah,” jelasnya.
Namun saat di Belanda, dirinya mendapat banyak pelajaran bahasa dari rekan kerjanya ataupun majikannya. Saat itu ketika dirinya mengucapkan bahasa Inggris dengan pronoun yang kurang jelas, rekannya akan memperbaikinya. ”Kalau saya salah atau keliru berbicara, biasanya nanti diperbaiki teman saya dan itu terus saya ingat dan saya pelajari,” ucapnya.
Irawan yang sudah lebih dari lima tahun berdagang pempek ini mengingatkan, jika kebiasaannya berbahasa Inggris tidak dijaga maka akan hilang dengan sendirinya. Karena itu ia pun sesekali menyempatkan bicara menggunakan bahasa Inggris dengan orang lain. Pempek Zalisaro merupakan nama untuk warung pempek milik Irawan. Ketika datang waktu salat, biasanya ada sebuah gantungan yang terbuat dari kardus menggantung di jendela kaca dengan tulisan ’maaf sedang salat’. Bukan tanpa maksud tulisan tersebut digantungkan. ”Iya, biar nggak disangka tutup. Jadi yang mau beli bisa nunggu karena saya salat dulu,” jelasnya.
(tib/els/run)