Minggu, 21 Desember 2025

Dihadiri Ketua MPR, Menteri hingga Artis

- Sabtu, 8 April 2017 | 08:45 WIB

METROPOLITAN - Bertempat di IPB In­ternational Convention Center (IICC), Wali­kota Bogor Bima Arya menyampaikan pe­maparan terbuka terkait Refleksi Tiga Tahun Kepemimpinan Bima-Usmar, kemarin. Penam­pilan Bima dan para pejabat lainnya tampak berbeda dengan pakaian serba hitam. Yang tak kalah menariknya, barisan tamu undan­gan tampak spesial. Selain mendatangkan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, acara ini juga dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dha­kiri dan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diany. Bahkan, pasangan Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar pun tak keting­galan ikut dalam helaran tersebut.

Selain mendengarkan sang walikota me­maparkan penataan Kota Bogor, acara yang dipandu MC kondang Ferdi Hasan pun dibanjiri pemberian penghargaan lewat Bogor Award 2017. Bima menyerahkan pen­ghargaan kepada komunitas dan sosok yang memberikan inspirasi bagi warga Kota Bogor yang berkontribusi lebih bagi Kota Bogor. Untuk penghar­gaan kategori Penjaga Keles­tarian Lingkungan Hidup di­berikan kepada Komunitas Bogor Clean Action (BCA) yang diterima langsung Koordinator Komunitas BCA Akil Mulki Sy­ahrian. Sebab, komunitas ter­sebut turut berkontribusi men­jaga kebersihan Kota Bogor melalui aksi nyata dan filoso­finya membersihkan area publik guna mewujudkan Kota Bogor yang bersih serta mewujudkan Indonesia bebas sampah pada 2020. Dalam aksinya, Komuni­tas BCA mengajak dan menge­dukasi masyarakat untuk men­cintai lingkungan, terutama dalam hal kebersihan.

Penghargaan Bogor Award 2017 berikutnya diserahkan Bima kepada Gerakan Sosial We Love Bogor (WLB) untuk kategori Penggerak Pemuda dengan Kekuatan Sosial Media dan diterima langsung Koor­dinator Gerakan WLB Desi Natalia Manurung. Gerakan WLB dinilai telah berkontri­busi mengajak semua lapisan masyarakat mendukung Kota Bogor dalam kompetisi global We Love Cities yang digagas WWF. Berkat kontribusi dan kerja keras menggalang du­kungan warga, Kota Bogor Kota Bogor berhasil menjadi The Most Loveable City pada 2016 mengalahkan 45 kota dari 20 negara.

Sementara itu, di momen tiga tahun kepemimpinan Bima-Usmar banyak mendapat kri­tikan dari sejumlah masyarakat. Tak terkecuali dari sejumlah aktivis mahasiswa yang terga­bung dalam Aliansi Mahasiswa Bogor. Mereka melakukan aksi di sekitar Tugu Kujang dengan memblokir jalanan sehingga menyebabkan kema­cetan yang cukup panjang.

Koordinator aksi Abdul Malik mengatakan, masyarakat Kota Bogor kebanyakan dibohongi Bima dan Usmar. Terutama dengan tersedianya fasilitas megah yang dibangun Pemerin­tah Kota (Pemkot) Bogor, se­dangkan persoalan yang sangat krusial dibiarkan be­gitu saja. “Pemkot Bogor lebih mementingkan estetika kota saja, sedangkan permasalahan yang berkaiatan langsung dengan masyarakat kecil tidak tersentuh,” ujarnya kepada Metropolitan.

Di antara banyak persoalan, masalah kemacetan pun hing­ga kini belum terselesaikan. Tak hanya itu, beberapa pembangu­nan infrastruktur lainnya se­perti pembangunan Jalan R3 yang tak tuntas, persoalan pembebasan lahan Angkahong yang masih dalam tahap pro­ses hukum, bentrok antara angkot dan sopir ojek online, PDJT yang merupakan BUMD cacat dan karyawan tak digaji serta persoalan kericuhan ang­kot dan ojek online. Menurut Malik, dari banyaknya program yang tak selesai, seharusnya menjadi bahan evaluasi Pemkot Bogor. ”Semua berkesinam­bungan dan masih banyak kinerja Bima-Usmar yang gagal. Pemkot dianggap tidak waras karena membiarkan banyaknya persoalan yang belum selesai,” terangnya.

Malik akan mengajak masy­arakat membuat petisi menge­nai permasalahan di Kota Bo­gor. “Selama ini masyarakat dibodohi dengan fasilitas yang terlihat megah tetapi di bawah terlihat kacau. Karena itu, kita ingin melibatkan masyarakat dengan membuat petisi ter­hadap kinerja Bima-Usmar,” paparnya.

Ia juga mengimbau agar wa­likota Bogor jangan terus-menerus membodohi rakyat karena program pembangunan yang megah, namun masyara­kat menjadi korban akibat kekacauan program tersebut. “Kami minta semua masyarakat berperan terhadap petisi ki­nerja Bima-Usmar. Kita meng­inginkan adanya petisi untuk membahas kepemimpinan tiga tahun kinerja mereka yang membuat kekecawaan masy­arakat Kota Bogor,” katanya.

 (mam/b/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X