Senin, 22 Desember 2025

Warga Nu Bogor Tolak Kegiatan Hti

- Sabtu, 15 April 2017 | 08:22 WIB

METROPOLITAN – Se­jumlah warga Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Bogor menolak sejumlah kegia­tan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), seperti tabligh akbar dan beberapa kegiatan lainnya. Alasannya, kegia­tan yang dilakukan HTI dapat memecah belah persatuan Negara Kesa­tuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab, kampanye menjadikan NKRI sebagai khilafah.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Bogor Imron Achmad Hidayat menga­takan, HTI datang ingin menyosialisasikan khilafah, sehingga itu merupakan bentuk ingin mendirikan negara Islam. Menurut dia, HTI sudah diusir beberapa negara asalnya sendiri di Timur Tengah. “HTI itu kan besar bersama Ikhwanul Muslimin di Timur Tengah seperti Mesir, Suriah dan Afganistan. Dari negara-negara asalnya itu sudah diusir, jadi harus juga kita usir dari Indonesia,” ujarnya akrab disapa Rommy ini menilai HTI di Indonesia masih dalam bentuk ormas. Namun melalui dakwah, maka lama-lama akan menggerogoti masyarakat. “Kami ini negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan UUD serta Bhinneka Tunggal Ika. Itu yang menjadi alasan kita menokepada Metropolitan. Pria yang lak,” terangnya.­

Jika dibiarkan begitu, lanjut dia, pengikut HTI akan lebih banyak di Kota Bogor. Saat ini HTI sudah menyebar di kampus-kampus dan masyarakat. “Ha­rus dijaga baik-baik Pancasila, rawat Indonesia, keberadaan suku bangsa dan agama. Jangan sampai seperti negara Timur Tengah, hari ini hancur karena dirongrong negara sendiri dan kekuasaan sendiri. Kita tak mau seperti itu,” paparnya.

Sementara itu, Ketua PMII Cabang Kota Bogor Fahrizal mengungkapkan, dalam seja­rah berdirinya negara Indone­sia tidak lepas dari hasil jerih payah seluruh elemen bangsa di negeri multikultural ini. Seluruh pemeluk agama dan suku bangsa bisa satu tujuan memperjuangkan kemerde­kaan Indonesia dari serangan penjajah asing demi terciptanya NKRI. “Maka Pancasila sebagai dasar negara adalah salah satu manifestasi dari ulama-ulama NU,” katanya.

Pria berambut keriting itu melanjutkan, Indonesia adalah negara yang dianugerahi pra­syarat untuk hidup makmur dan keragaman yang dimiliki­nya merupakan kekayaan yang harus dijaga. “Kami sebagai warga negara memiliki rasa nasionalisme. Ketika ada se­kelompok orang yang kurang terbuka untuk berwarna apa­lagi anti-Pancasila, tentu harus kami atasi dengan segala cara demi NKRI,” jelasnya.

Obama, sapaan akrab Fahrizal menjelaskan, sejak berdirinya sampai hari ini, dirinya sebagai warga pergerakan berkomitmen menjaga NKRI dari kelompok-kelompok yang berusaha me­mecah belah. “Kami PMII Kota Bogor siap menjaga NKRI di garda terdepan,” tegasnya.

Terpisah, Humas DPD HTI Kota Bogor Ismail Azzam me­nyesalkan pernyataan GP Ansor yang menyebut menolak sejum­lah kegiatan yang akan dilaks­anakan. Padahal, kegiatan yang dilaksanakannya adalah kegia­tan Mapara yang merupakan kegiatan tabligh akbar untuk menyelenggarakan Isra Mikraj. “Kami ini akan melaksanakan Isra Mikraj yang merupakan sa­lah satu peringatan Hari Besar Islam. Seharusnya didukung, bukannya dilarang,” ungkapnya.

Sebagai umat muslim, kata Ismail, seharusnya GP Ansor mendukung kegiatannya, bu­kan melarang seperti ini. Ia juga mengatakan, hanya GP Ansor yang menentang kegia­tannya, sedangkan beberapa ormas lainnya tidak melarang. “Kami selalu dituduh makar atau yang lainnya. Padahal kegiatan kita Islami untuk ta­bligh akbar, bukan yang lainnya,” pungkasnya.

(mam/b/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X