Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor hingga kini masih belum bisa menambah jumlah ruas jalan baru. Sehingga, langkah untuk mengurai kemacetan belum dapat dilakukan. Kalau sudah begitu, menjadi hal wajar jika sejumlah ruas jalan di Kota Bogor selalu padat karena tidak ada jalan alternatif lainnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor Chusnul Rozaqi mengatakan, pihaknya akan mengajukan anggaran untuk pembebasan lahan dua pembangunan jalan di Kota Bogor. Di antaranya Jalan Regional Ring Road (R3) dan Jalan Arteri Ring (R) 2. Persiapan pembangunan jalan itu pun akan difokuskan pada 2018 mendatang. Untuk pembebasan lahan R3, setidaknya dibutuhkan anggaran Rp170 miliar. Sedangkan untuk R2 Rp50 milar.
Rencana kelanjutan untuk R3 dan R2, menurut Chusnul, sudah direncankan sejak jauh-jauh hari. Terlebih, pembangunan Jalan R3 sudah memasuki tahapan lanjutan yang hampir selesai. Namun, Pemkot Bogor tak bisa melanjutkan karena tidak tersedianya anggaran untuk pembebasan lahan. Khusus untuk pembebasan lahan, harus menggunakan APBD Kota Bogor. Sehingga, butuh perhitungan tepat untuk melakukan pembebasan lahan tersebut. “Sedangkan untuk pembangunan fisiknya nanti bisa memanfaatkan bantuan dari pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat,” ujar Chusnul saat ditemui Metropolitan di Balaikota Bogor, kemarin.
Sebab, pada tahun anggaran 2016 tidak ada anggaran pembebasan lahan di R3 dan R2. Chusnul mengaku akan mengajukan anggaran di tahun ini. Sehingga, pembangunan Jalan R3 dapat dimulai pada 2018 akhir. “R3 ini sebagian jalannya sudah dibangun, sayang sekali jika tidak diteruskan. Sehingga, opsi menambah jalan untuk mengurai kemacetan akan kita laksanakan,” terangnya.
Chusnul juga mengakui bahwa sejumlah pembangunan ruas jalan baru di Kota Bogor pada tiga tahun terakhir satu pun belum terealisasi, mulai dari pembangunan jalan di Sukaresmi, Jalan R3, Jalan Bogor Inner Ring Road (BIRR) dan Jalan R2. Walaupun dari beberapa jalan tersebut sudah ada beberapa yang dibangun, namun hingga kini masih mangkrak dengan berbagai permasalahan yang melanda.
Selain itu untuk pengajuan anggaran pembangunan jalan tersebut, menurut Chusnul, Bappeda Kota Bogor ikut mengawal Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor. Sehingga, ada persiapan untuk pengajuan pembebasan lahan R3 dan R2. Sebab, Jalan R3 dan R2 masuk sebagai program prioritas dalam RPJMD. Untuk Jalan R3, Pemkot Bogor harus membebaskan lahan sepanjang 1,4 kilometer dan lebar 32 meter. Sedangkan Jalan R2 dari ujung Kedunghalang, KS Tubun sampai ke perbatasan Kota dan Kabupaten Bogor yaitu Sentul atau Jembatan Cikeas dengan panjang sekitar 2,5 kilometer. “Tapi kalau untuk R2 sebagian sudah ada dibebaskan seperti di area Bogor Utara. Yang pasti tahun ini kita akan fokus selesaikan R3 dan R2,” paparnya.
Menaggapi hal ini, anggota Komisi C DPRD Kota Bogor Zaenul Mutaqin menjelaskan, jika Pemkot Bogor serius ingin mengatasi masalah transportasi di Kota Bogor, harusnya dapat serius dalam membangun beberapa ruas jalan baru. Mulai dari jalan di Sukaresmi, Jalan R3 dan beberapa jalan lainnya. “Seperti Jalan R3 ini nantinya dapat mengurangi beban di Jalan Pajajaran. Tetapi pada kenyataannya, Jalan R3 belum rampung semua,” katanya.
Politisi PPP ini pun menyayangkan Pemkot Bogor yang tidak menyelesaikan sejumlah jalan yang sebelumnya telah dibangun. Contohnya Jalan Sukaresmi yang kini mangkrak tanpa ada kepastian. Padahal, menurutnya, pemkot sudah merogoh kocek miliran untuk membangun jalan tersebut. “Padahal jalan itu masuk prioritas, namun kini malah terabaikan seperti itu. Ini pun tanda Pemkot Bogor belum serius menangani permasalahan transportasi,” jelasnya.
(mam/c/ram/run)