Senin, 22 Desember 2025

Pak Gubernur Cari Aman...

- Sabtu, 20 Mei 2017 | 08:35 WIB

METROPOLITAN – Rencana diberhentikan­nya pembangunan Jalur Puncak II atau yang dikenal Jalur Poros Timur dan Tengah, me­nuai polemik di Kabupaten Bogor. Kepe­mimpinan Ahmad Heryawan atau Aher se­bagai Gubernur Jawa Barat mulai diperta­nyakan sejumlah pejabat daerah di Bumi Tegar Beriman.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Saptariyani mengatakan, rencana pembangunan Jalur Puncak II merupakan program Pe­merintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Sehingga, untuk apa di­buatkan kajian jika pada akhirnya pembangunan ini harus dihen­tikan. ”Pak gubernur cari aman dalam pembangunan Jalur Puncak II. Padahal jalur tersebut merupakan salah satu solusi besar untuk mengurai kemacetan di wilayah Puncak,” kata Sapta.

Menurut politisi PDI P itu, salah jika pembangunan Jalur Pun­cak II ini harus dihentikan. Sebab, pembangunan Jalur Puncak II bukan hanya kebutuhan masyarakat Kabupaten Bogor, me­

umumnya yang menggunakan jalan tersebut. “Semua ada konsekuensinya. Ada positif dan negatif. Ini tinggal dibulainkan rakyat Indonesia pada tuhkan keberanian saja dari gubernur,” ucap dia.­

Sapta juga menuturkan, dalam setiap pembangunan apalagi langsung bersentuhan dengan masyarakat, sudah tentu men­jadi salah satu sumber penda­patan bagi warga yang hidup di sekitaran bangunan. Sehingga, kenapa mesti terkesan takut akan banyaknya permukiman yang bisa saja berdiri. “Ini sangat wa­jar kalau ada jalur baru, pasti akan ada juga akses baru dan pasti juga akan ada permukiman hingga ada transportasinya. Saya yakin pembangunan ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat,” imbuhnya.

Perempuan berhijab ini juga menilai rencana pelebaran di jalur utama Puncak bukanlah solusi konkret, bahkan cenderung akan menambah angka kema­cetan. “Jalan Puncak itu sudah overload, kalau diperlebar malah akan tambah macet. Jadi solu­sinya ya harus ada ruas jalan baru yaitu Jalur Puncak II,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Pre­siden Joko Widodo telah menu­gaskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar mengkaji ulang rencana program kelanjutan pembangunan Jalur Puncak II. Kajian itu di antaranya terkait manfaat pembangunan dan dampak lingkungan. Sebab, jangan sampai jika jalur itu di­bangun menyebabkan dampak untuk Jakarta, dalam hal ini me­nyebabkan banjir. ”Jadi kemarin sudah dibahas dengan Pak Pre­siden untuk Puncak II. Presiden minta jangan sampai ketika jalur itu dibangun, otomatis kiri kanan jalannya berubah menjadi per­mukiman sehingga membuat Jakarta kebanjiran lagi. Kajian itulah yang saat ini sedang kita bahas,” kata Aher.

 (rez/b/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X