METROPOLITAN – Produksi beras di Indonesia semakin lama semakin berkurang. Berkurangnya lahan pertanian hingga tak menentunya faktor iklim jadi salah satu penyebab petani mengalami gagal panen. Mencanangkan tiada hari tanpa makan umbi dijadikan salah satu solusi oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor untuk mengganti peran nasi yang selalu dikonsumsi masyarakat pada umumnya.
“Kita ketahui makin lama makin berkurang produksi beras ini. Makanya kita akan biasakan adakan lomba-lomba dengan bahan
makanan nonberas biar menarik,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor Soetrisno usai menghadiri lomba cipta menu makanan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) di gedung Tegar Beriman, kemarin.
Menurut dia, kegiatan ini dilakukan bertujuan agar masyarakat dapat mengubah pola pangan dari nasi ke umbi. Karena, dari umbi sendiri sebenarnya masih cukup memberikan sumber energi bagi tubuh manusia. “Alhamdulillah bupati juga senang sekali dengan kegiatan ini. Apalagi menu-menunya menarik. Sehingga, kegiatan ini akan kita terus dilakukan ke depannya,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bogor Nurhayanti merasa kegiatan ini merupakan sarana sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memperbaiki pola konsumsi yang baik. Apalagi, bisa memenuhi kecukupan gizi serta mencegah pencemaran bahan konsumsi dari bahan berbahaya yang merugikan kesehatan. “Ini perlu dilakukan karena setiap orang memerlukan lebih dari 40 jenis zat gizi dari berbagai jenis makanan. Untuk itu, program tiada hari tanpa makan umbi ini penting untuk dicanangkan. Salah satunya dengan mengurangi konsumsi pangan berbasis beras, akan tetapi lebih meningkatkan konsumsi pangan berbasis umbi-umbian,” kata Nurhayanti.
Mantan Sekda Kabupaten Bogor ini berharap seluruh masyarakat Kabupaten Bogor tergerak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat, dengan membudayakan pola konsumsi yang beragam, bergizi, sehat dan aman. Sehingga, masyarakat akan memiliki kecukupan gizi serta hidup lebih sehat dan berkualitas. “Masyarakat harus gemar makan ikan, susu serta menghindari bahan makanan tambahan yang berbahaya. Seperti pengawet, pewarna dan pemanis dan penyedap. Karena, dengan memerhatikan pola konsumsi tersebut kita akan sehat dan aman,” tutupnya.
(rez/b/els/dit)