Senin, 22 Desember 2025

Langsung Praktik Jadi Pengusaha, Kurangi Pengangguran

- Rabu, 7 Juni 2017 | 08:13 WIB

Dalam dunia pendidikan, mendapatkan teori saja masih dianggap belum memadai dalam menguasai satu bidang tertentu. Apa­lagi jika itu berkaitan dengan bisnis. Hal itu yang mendasari Harisma School of Business menerapkan pengajaran seputar bisnis di lembaga pendidikan yang berlokasi di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupa­ten Bogor ini.

Sejak 23 tahun lalu, Harisma School of Business konsisten memberikan pendidikan bisnis. Lembaga pendidikan ini di­kelola para profesional berlatar belakang pendidikan beragam. Seluruh pengajar merupakan para praktisi bisnis yang ber­pengalaman mengelola lem­baga pendidikan dan peng­embangan sumber daya ma­nusia. Salah satu pengajar di Harisma School of Business Abdul Haris Maraden menu­turkan, lembaga kursus ini bekerja sama dengan Univer­sitas Terbuka.

Mahasiswa akan diajarkan lebih mengenal dunia bisnis secara riil. Mereka turun langs­ung mengelola sebuah usaha sambil mempelajari ilmu teo­ritis. “Materi khusus yang kami ajarkan menitikberatkan pada pemberian materi yang sifatnya riil. Artinya kami menunjang dengan praktik langsung, ba­gaimana menjadi pengusaha yang baik dan sukses,” katanya.

Nantinya, mahasiswa akan ditempatkan di beberapa tem­pat usaha yang bekerja sama dengan kami, dengan tujuan untuk meningkatkan kemam­puan usaha dengan pengalaman langsung. Program yang dia­jarkan ini, lanjut Haris, memang didesain untuk menghasilkan lulusan sarjana yang mampu merintis, mengelola dan mengembangkan usaha sen­diri. “Sehingga dapat meme­kerjakan orang lain, tak perlu repot-repot melamar kerja. Bahkan bisa mengurangi jum­lah pengangguran,” tukasnya.

Haris menambahkan, slot untuk mengikuti kursus di lem­baga kursus ini terbatas, hanya 30 orang. “Kami punya program bantuan Rp20 juta per maha­siswa di akhir kursus yang bisa membantu mahasiswa untuk mengembangkan usaha yang sedang dijalani atau usaha baru yang hendak dirintis. Modal itu berasal dari program Ikatan Alumni Universitas Terbuka (UT). Maka dari itu kami hanya me­nerima siswa 30 orang saja,” bebernya.

Biaya kursus di tempatnya sangat terjangkau. Pada se­mester pertama, tidak ada biaya yang harus dibayarkan selain uang pendaftaran Rp500. 000. “Baru pada semester dua akan ada semacam biaya laba bagi hasil dari usaha yang di­jalankan, artinya kami juga mengajarkan bagaimana mengelola laba dengan baik, bagaimana soal bagi hasil. Ar­tinya lembaga kursus ini menun­jang siswa agar memahami materi teoritis melalui penga­laman turun langsung di la­pangan, dengan begitu diha­rapkan siswa menjadi sukses,” tutupnya.

(cr1/b/els/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X