Minggu, 21 Desember 2025

Perusahaan Kanada Ngebet Bangun Monorel di Kota Bogor

- Jumat, 9 Juni 2017 | 08:25 WIB

METROPOLITAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor saat ini terus mencari so­lusi untuk mengatasi ke­macetan di Kota Bogor. Berbagai upaya pun telah dilakukan mulai dari mem­berlakukan Sistem Satu Arah (SSA) hingga penerapan rerouting angkot. Namun, kali ini pemkot punya wa­cana tengah kota dengan mengcana membangun monorel di gandeng pihak swasta dari dalam hingga luar negeri. Buk­tinya, belum lama ini salah satu perusahaan yang bergerak di bidang transportasi PT Butraco Utama Sejahtera dengan Perusahaan Kanada Bombardier ingin membangun monorel di Kota Bogor. ­

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bap­peda) Kota Bogor Erna Herna­wati mengatakan, monorel ini memang sangat penting bagi kebutuhan transportasi di Kota Bogor. Namun berdasar­kan penawaran, dana membangun monorel sifatnya pinjaman lunak dalam jangka waktu puluhan tahun. Sehing­ga, pihaknya harus melakukan kajian lebih mendalam sebelum melakukan pembangunan mo­norel. “Untuk mendapatkan pinjaman lunak, keuangan Pemkot Bogor harus dilihat terlebih dulu Kementerian Keu­angan (Kemenkeu). Untuk itu, pemkot dan PT Butraco harus lebih dulu membuat kesepa­katan tertulis,” ujarnya kepada Metropolitan.

Untuk membangun mono­rel di Kota Bogor, pihaknya harus melakukan uji kelayakan dan beberapa kajian lainnya sembari menunggu hasil dari Kemenkeu atas kemam­puan keuangan Pemkot Bogor. Jika pemkot dianggap tidak mampu, maka tidak akan te­rikat dengan PT Butraco se­kali pun sudah membuat studi kelayakan dan bantuan teknis kepada pemkot. Sebab, hanya ada kesepakatan ter­tulis saja. “Ketika audiensi PT Butraco bilang bahwa memang pemkot tidak mampu, maka tidak akan terikat. Tetapi ini harus benar-benar tertulis, tidak bisa hanya lisan saja,” terangnya.

Dalam pembangunan mo­norel tersebut, nanti ada be­berapa rute yang akan di­bangun. Di antaranya rute IPB Dramaga, Stasiun Bogor, Kebun Raya, Terminal Ba­ranangsiang, Paspampres, Tajur dan Ciawi. Dengan ka­pasitas 500 penumpang per kereta atau 5.000 penumpang per jam atau 85 ribu per hari. “Dengan adanya angkutan massal ini, diharapkan nanti­nya akan mengurai kemace­tan di Kota Bogor. Sebab, perlahan masyarakat akan menggunakannya,” paparnya.

Sementara Direktur PT Butra­co Utama Sejahtera Budi San­jaya mengatakan, rencana pembangunan ini masih dalam bentuk penawaran dari pihaknya yang bekerja sama dengan Bombardier Kanada yang nanti­nya akan membangun mono­rel di Kota Bogor. “Tujuan pembangunan monorel ini agar bisa membantu transportasi warga dari Kota ataupun Ka­bupaten Bogor yang akan be­kerja ke Jakarta. Sebab, MRT hanya sampai Bogor Utara saja,” katanya.

Sebelum melakukan pembangunan monorel, Budi mengaku pihaknya akan mela­kukan studi kelayakan dan bantuan teknik untuk menen­tukan pinjaman lunak jika Pem­kot Bogor berminat membangun monorel. “Terkait dana bisa dibantu dari Pemerintah Ka­nada,” ungkapnya.

Terpisah, Pengamat Trans­portasi Djoko Setijowarno menjelaskan, sebelum Pemkot Bogor membangun monorel, pemkot harus bisa menata transportasi umum yang ada saat ini. Sehingga ketika adanya monorel tersebut, Kota Bogor dapat lebih tertata dengan baik. “Pembangunan monorel ini terlalu jauh. Seharusnya moda transportasi umumnya dulu diperbaiki, setelah itu baru merambah ke moda tranpor­tasi lainnya,” jelasnya.

Jika Pemkot Bogor memaksa­kan akan membangun mono­rel di kondisi seperti ini, Djoko menilai Kota Bogor akan lebih tambah macet dibanding saat ini. Hal itu karena permasalahan transportasi yang terdahulunya belum dapat diselesaikan.

(mam/b/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X