Senin, 22 Desember 2025

Pemuda Muhammadiyah Inginkan Pemkot Respons Persekusi

- Sabtu, 10 Juni 2017 | 07:53 WIB

METROPOLITAN - Wali Kota Bogor Bima Arya mene­rima audiensi Pengurus Daerah Pemuda Muhammadiyah (PD PM) Kota Bogor di ruang Pa­seban Punta, Balai Kota Bogor, kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Ketua PD PM Kota Bogor Adang Budaya meny­ampaikan beberapa persoalan yang menurutnya perlu respons maupun tindak lanjut dari Pe­merintah Kota (Pemkot) Bogor.

Adang menyampaikan be­berapa isu yang tengah ber­kembang, di antaranya bidang ekonomi, pertanian, regulasi hingga isu yang saat ini sedang hangat yakni persekusi. “Kami menginginkan adanya respons dan peran Pemkot Bogor ter­kait isu persekusi dengan ada­nya penanganan dan tindakan preventif dari pemkot. Itu agar dalam menghadapi persoalan isu ini, masyarakat terhindar dari aksi main hakim sendiri,” kata Adang didampingi tujuh pengurus PM Kota Bogor.

Ketua PM Kota Bogor perio­de 2016-2020 itu menamba­hkan, di bidang pertanian, PD PM berharap agar lahan per­tanian di Kota Bogor yang saat ini luasnya sekitar 200-300 hektare yang tersebar di wi­layah Bogor Barat, Bogor Se­latan dan sebagian di Bogor Timur, agar lebih dioptimalkan dengan cara menanam komo­ditas unggulan Kota Bogor.

Sementara di bidang eko­nomi, PD PM rencananya akan melaksanakan program edu­kasi pengenalan produk halal bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Bogor melalui seminar dan sosiali­sasi sertifikat halal. ”Ini adalah program nasional, mengingat potensi market muslim yang luar biasa dengan tujuan men­jadikan Kota Bogor sebagai destinasi wisata halal. Tentu saja kami menginginkan agar Pemkot Bogor memberi do­rongan akan hal ini,” kata Adang.

Isu lain yang dibahas adalah mengenai isu korupsi. PD PM juga rencananya akan mendi­rikan madrasah antikorupsi bekerja sama dengan salah satu masjid di Kota Bogor. Ter­akhir, Raperda Kepemudaan menjadi hal yang disampaikan. Menurut Adang, Organisasi Kepemudaan (OKp) yang ada di Kota Bogor belum menga­komodasi peran semua orga­nisasi kepemudaan secara keseluruhan.

Menanggapi hal tersebut, Bima Arya didampingi Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bogor For­dinand menyampaikan bahwa hal utama yang diperlukan terkait persekusi adalah kete­gasan dan kehadiran pemerin­tah di tengah masyarakat. Selain itu juga diperlukan pem­benahan internal, penerapan hukum secara berkeadilan, edukasi dan simpul antartokoh agama serta tokoh masyarakat harus lebih kuat.

Bima juga sepakat terkait sertifikat halal bagi UMKM Kota Bogor. Tetapi, menurutnya, ada empat persoalan yang dihadapi UMKM Kota Bogor. Yakni dana, manajemen dan administrasi, inovasi dan tek­nologi hingga legalitas. Sebab, pelatihannya tidak sebatas teknis tapi lebih pembentukan mindset para pelaku UMKM. “Untuk lahan pertanian, kami telah melakukan intervensi sehingga nantinya lahan yang ada akan terlindungi dan dapat menanam produk unggulan khas Kota Bogor seperti talas, pala atau cabai. Bisa juga mel­alui Urban Farming dengan memilih satu atau dua kelura­han sebagai pilot project,” ujar Bima.

Mengenai wisata halal, Bima mengaku telah belajar dari Lombok melalui korelasi masjid dan ekonomi atau melakukan kajian keseimbangan antara kesalehan sosial dan kesalehan vertikal. ”Insya Allah nanti akan dibuka halal food court di Kota Bogor. Kami juga akan segera mengoordinasikan masukan-masukan tersebut dengan dinas-dinas terkait,” jelas Bima.

(*/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X