Senin, 22 Desember 2025

Alhamdulillah, Stok Sembako Aman Sampai Lebaran

- Rabu, 14 Juni 2017 | 08:05 WIB

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperda­gin) Kabupaten Bogor memastikan stok sembako di Kabupaten Bogor sebelum hingga setelah Idul Fitri aman. Hal tersebut diketahui saat Disperda­gin bersama Komisi II DPRD Kabupaten Bogor melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar tradisional dan modern yang ada di wilayah Bumi Tegar Beriman, kemarin.

Anggota Komisi II DPRD Ka­bupaten Bogor A Tohawi men­gungkapkan, selain stok yang melimpah, harga bahan pokok pada H-12 Lebaran juga cen­derung stabil. Seperti daging segar di pasaran saat ini ber­kisar antara Rp110 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram. ”Un­tuk daging segar, kami temu­kan tiga harga. Ada yang Rp110 ribu, Rp115 ribu dan Rp120 ribu. Cenderung stabil. Saya juga sudah periksa pasar-pasar di utara, timur, selatan dan barat. Harganya masih di kisa­ran segitu untuk daging segar,” kata Tohawi saat menyambangi Pasar Citereup.

Begitu juga dengan harga daging sapi beku, di Pasar Ci­teureup harga daging beku berkisar di angka Rp80 ribu. ”Kami juga ke Giant di Cibinong Square. Harga daging beku buka berkisar di Rp80 ribu. Tapi sejauh ini saya lihat daya beli masyarakat masih rendah. Kan biasanya dua minggu se­belum Lebaran sudah ramai,” ucapnya.

Sedangkan untuk bawang merah dan bawang putih, di­lanjut dia, pasar modern dan tradisional memiliki harga tidak jauh berbeda. Di pasar modern, bawang putih dijual dengan harga Rp35 ribu per kilogram. Lalu, di pasar tradisional harga bervariasi antara Rp36 ribu hingga Rp38 ribu per kilogram. ”Kalau bawang kan kewenangan­nya ada di pemerintah pusat. Jadi kami hanya menerima stok yang dikirimkan ke kami. Tapi sejauh ini semua masih aman. Harga masih terkendali juga karena kami terus bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan pusat,” ujarnya.

Sementara itu, untuk men­stabilkan harga, Disperdagin menggelar bazar di beberapa titik dengan melibatkan toko-toko retail, bulog dan Perusa­haan Perdagangan Indonesia (PPI). Sasaran konsumennya meliputi masyarakat tidak mampu atau rumah tangga miskin. Disperdagin memasti­kan jika barang-barang yang dijual berada di bawah harga pasar. ”Itu upaya kami men­stabilkan harga. Kami sudah gelar bazar di Kecamatan Tenjo, Nanggung dan Keca­matan Rancabungur. Sasaran­nya tentu rumah tangga misk­in bisa mendapatkan sembako murah di bawah harga pasar,” kata Kepala Bidang Perda­gangan pada Disperdagin, Jona Sijabat.

Pekan depan, bersama Dis­perdagin Provinsi Jawa Barat akan menggelar Operasi Pasar Murah (OPM) bersubsidi di beberapa titik. Dalam OPM itu, subsidi untuk bahan kebutuhan pokok mencapai 50-60 persen di bawah harga pasar. ”Intinya, Kamis pastikan untuk Lebaran tahun ini, stok sembako aman dan distribusi pun aman,” ucap­nya.

Jona memprediksi, pergera­kan harga akan terjadi pada H-7 Lebaran di seluruh pasar. Mengingat permintaan tinggi dari masyarakat. Namun, dia akan terus memantau untuk mencegah adanya lonjakan harga yang tidak wajar, terlebih barang yang menjadi langka. ”Terakhir kami cek harga kan 5 Juni lalu. Tapi, pergerakan harga kemungkinan akan ter­jadi lagi sepekan sebelum Le­baran. Pun kalau ada kenaikan tidak terlalu signifikan. Karena, pada 5 Juni kemarin juga har­ga untuk beberapa komoditi cenderung bervariasi,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Keta­hanan Pangan Kabupaten Bo­gor Soetrisno mengimbau masyarakat untuk menghin­dari membeli daging di lapak penjualan yang memiliki pe­nerangan cukup. ”Jangan beli karena tergiur harga murah. Jangan beli malam hari dan jangan sungkan lapor polisi juga kalau menemukan daging rusak dijual,” kata Soetrisno.

Menurutnya, kenaikan harga pada Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 2017 pasti akan terjadi mengingat tingginya permin­taan. Namun, untuk keamanan dan ketersediaan, khususnya daging sapi, ayam dan telur, ia memastikan aman. ”Jadi untuk stok, daging sapi ya pemerintah sudah menyiapkan baik sapi lokal maupun impor. Kami belum dapat data jumlahnya berapa banyak. Namun untuk impor sudah dipastikan aman dan halal,” ucapnya.

Untuk sapi impor, kata dia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan datang langsung ke ne­gara pengekspor untuk memas­tikan tata cara pemotongan sesuai syariat Islam dan tidak bercampur dengan hewan lain. Serta memastikan kesehatan hewan bersama Dirjen Peterna­kan. ”Kalau di daerah, menyiap­kan lemari-lemari es untuk penyimpanan dagingnya. Me­mastikan ketersediaan listrik PLN maupun genset. Untuk mence­gah daging busuk dijual di pa­saran,” tutupnya.

(rez/c/els/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X