Minggu, 21 Desember 2025

Cuma Pakai Jempol, Napi Lapas Cibinong Bisa Jajan

- Kamis, 22 Juni 2017 | 08:15 WIB

METROPOLITAN – Kecang­gihan teknologi semakin hari semakin tak terbendung lagi. Berbagai kemudahan diberikan, termasuk yang dilakukan Lem­baga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Cibinong. Lapas Kelas II A Cibinong menerap­kan sistem transaksi nontunai bagi seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang hendak melakukan transaksi di dalam lapas.

Kepala Lapas Kelas II A Cibi­nong Anak Agung Gde Krisna menjelaskan, dasar penerapan teknologi berbasis finger print tersebut berawal dari adanya sejumlah kantin di dalam lapas yang memberlakukan harga yang cukup mahal. Sehingga dengan dasar permasalahan tersebut tak ada lagi barang bawaan yang dibawa ke lapas baik alat telekomuni­kasi termasuk barang ba­waan berupa makanan. “Semua harus steril, jadi sekarang itu sudah nggak ada lagi cerita harga jajanan dan makanan di kantin ma­hal dibandingkan harga di luar. Jadi keluarga nggak usah repot-repot bawa dus mi dan kopi ke lapas,” kata Agung usai meluncurkan sekaligus menyosialisasikan Finger Print Kantin Jempol dan Buka Bersama di Lapas Kelas II A Cibinong, kema­rin.

Dengan penerapan sistem teknologi finger print, WBP yang ingin bertransaksi cukup menggunakan jempolnya, secara otomatis mengurangi saldo yang berada di masing-masing virtual account WBP yang bersangkutan. “Harapan kami tidak ada lagi perbe­daan harga jual di kantin yang disediakan di lapas juga tidak ada pemerasan dan pungu­tan liar yang terjadi,” ucap Agung.

Tak hanya itu, sambung Agung, manfaat dari trans­aksi nontunai tersebut kelu­arga tak perlu repot-repot menemui WBP yang sedang menjalankan masa tahanan. Karena, kalaupun WBP mau menambah saldo, keluarga cukup transfer melalui bank baik konvensional atau sya­riah. Selain itu agar mem­permudah transaksi kelu­arga WBP disarankan untuk menjadi nasabah BNI. “Saya paham keluarganya jauh, tidak harus datang lagi ke Cibinong nanti, cukup kirim Rp100.000 misalnya, kalau ongkosnya datang ke lapas Rp200.000, berapa costnya, kalau sekarang tinggal trans­fer, uangnya masuk di jem­polnya langsung,” imbuhnya.

Agung berharap, selain progam ini dapat dijadikan percontohan bagi lapas lain. Dari pengembangan sistem ini, WBP merasa aman, nyaman dan tenteram ke depannya. “Setidaknya yang saya harapkan itu lapas se­perti di rumah sendiri. Se­moga warga binaan di lapas lain juga bisa mendapatkan fasilitas sama seperti di sini,” harapnya.

(rez/b/els/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X