METROPOLITAN – Sadar kotanya menjadi tujuan pendatang, Wali Kota Bogor Bima Arya berharap para pendatang mau berkontribusi terhadap pembangunan di wilayahnya. “Pendatang harus siap untuk mencari penghidupan di Kota Bogor, dan memberi kontribusi terhadap pembangunan. Hal itu bisa dilihat dari sisi keahlian dan modal, pekerjaan yang jelas, identitas kependudukan yang jelas, serta tertib selama tinggal di Kota Bogor,” harapnya.
Bima mengakui, Kota Bogor tidak bisa menutup diri atas kehadiran pendatang. Hal ini akan menciptakan tantangan baru bagi wilayahnya. “Jika pertambahan penduduk tidak didukung dengan transportasi dan pemukiman yang baik, akan menjadi persoalan tersendiri nantinya,” kata Bima.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor, Dody Achdiat mengakui, wilayahnya hanya menjadi daerah transit para pendatang yang mencari pekerjaan di wilayah lain. “Berdasarkan data tiga tahun ke belakang, mereka (pendatang) hanya transit di Kota Bogor. Sebulan kemudian mereka mencari pekerjaan di Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan kawasan industri lainnya,” kata Dody.
Menurut data perpindahan penduduk di Kota Bogor selama semester kedua 2016, jumlah warga pendatang di sana mencapai 9.271 orang. Sebagian besar pendatang yang menetap di Kota Bogor berasal dari wilayah Sumatera, Jawa Tengah, dan Banten.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor, Oetje Subagdja menyatakan hal yang sama, bahwa pendatang di wilayahnya umumnya bekerja di kota lain, seperti Jakarta dan Bekasi.
Dia mengungkapkan, jumlah pendatang di wilayahnya mencapai rata-rata 2.000 orang per bulan. “Rata-rata setiap bulan Disdukcapil menerima 2.000 pemohon. Bila melihat tren, pendatang baru kerap terjadi pada awal tahun (setelah tahun baru) dan Lebaran,” papar Oetje.
Kedatangan warga baru di Kabupaten Bogor mayoritas berasal dari kota/kabupaten di Sumatera, dan daerah-daerah di Jawa. Sementara, tujuan yang paling banyak diminati untuk ditinggali yakni Citeureup, Cileungsi, dan titik lainnya di mana terdapat aktivitas industri, seperti Bekasi. Wilayah berdekatan dengan Jakarta seperti, Bojonggede, Parung, dan Cibinong juga paling diminati.
(bs/els)