Senin, 22 Desember 2025

DPRD Usul Kasus Blok F Masuk Pengadilan

- Sabtu, 11 November 2017 | 07:48 WIB

-

METROPOLITAN - Kisruh perombakan Blok F Pasar Kebonkembang hingga kini belum juga menemui titik terang. Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD PPJ) keukeuh pada pendiriannya untuk segera melakukan pembangunan.

Bahkan, per 1 Desember PD PPJ beserta pengembang sudah berencana memasang tiang pancang pertama. Namun di saat yang sama, Paguyuban Pedagang Pasar Blok F juga merasa belum sepakat soal pembangunan terkait sosialisasi siteplan dan relokasi. Hal ini menjadi polemik tersendiri karena tak kunjung ada kesepakatan di antara keduanya.

Wakil Ketua DPRD Sopian menjelaskan, ma­salah Blok F menjadi salah satu dari sekian banyak proyek pembangunan yang tidak ber­jalan beres di Kota Hujan. Hal ini tak akan ter­jadi jika Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor punya komitmen kuat dalam melaksanakan program pembangunan selama prosesnya benar dan sesuai aturan.

”Selain Blok F, ada juga beberapa proyek mangkrak. Ada yang gagal lelang lah, ada yang masih kisruh lah. Nah ini kan problem. Artinya pemkot harus bisa komitmen dengan apa yang mereka rencanakan sendiri. ­ Kalau misanya seperti Blok F kan sudah ada siteplan, rencana relokasi dan Tempat Penampungan Sementara (TPS) juga kan sedang dilaku­kan, ya lakukan saja, EGP (Emang Gue Pikirin, red) bahasanya. Kalau sekarang ada penolakan, kan kenapa tidak dari dulu. Artinya, komunikasi PD PPJ, pemkot dengan pedagang juga ada problem,” bebernya.,

Kalau sampai masih buntu, sambung Sopian, pengadilan bisa jadi jalan terbaik untuk mencari solusi. ”Kalau masih pakeukeuh-keukeuh, serahkan saja pada pengadilan. Dari situ kita bisa lihat apa yang sebenarnya terjadi. Semua pihak pasti punya kekuatan sendiri-sendiri. Ya lepas dari itu, intinya kan komitmen, buat semua pihak yang terlibat dalam perjanjian, itu saja jalan,” ungkapnya.

Sementara itu, anggota Ko­misi B Jenal Muttaqin mengata­kan, lemahnya komunikasi jadi salah satu biang kerok gagalnya sejumlah proyek pembangunan di Kota Bogor. ”Ya kalau untuk kebaikan harusnya didukung. Tapi, kalau kita komunikasinya tidak jelas, tidak benar, kan jadi salah persepsi, tidak sam­pai maksudnya. Penolakan pedagang Blok F, jadi satu indi­kasi hal tersebut. Kalau dibiarkan kan malah bisa menimbulkan hal yang tidak diinginkan,”tuntasnya

(ryn/b/els/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X