METROPOLITAN - Armada truk sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor banyak yang usang. Sementara untuk memenuhi kebutuhan angkutan di 40 kecamatan hanya tersedia 164 armada, padahal idealnya 500 armada. Namun karena tuntutan pengangkutan, kondisi truk yang rusak pun dipaksa tetap berjalan. Akibatnya, sepanjang Jalan Raya Dramaga hingga Cibungbulang sering dibanjiri tetesan air sampah.
Tak hanya itu, kondisi armada yang cukup tua menyebabkan truk sering mogok. Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Bogor Atis Tardiana mengaku masih adanya armada sampah yang masih meneteskan air licit ke jalan. Apalagi armada truk sampah kondisinya banyak yang sudah tua, dari mulai 1999 hingga 2000. Sampah kini belum ada lagi penambahan armada lagi, ketika ada kerusakan itu pun hanya diperbaiki. ”Idealnya untuk mengkaver tujuh UPT kebersihan ada 500 armada. Tapi yang terjadi malah kurang dari setengahnya,” ujarnya.
Atis menambahkan, saat ini timbunan sampah di Kabupaten Bogor per hari mencapai 500 sampai 600 ton. Sedangkan armada yang dimiliki kabupaten hanya 164. Tentu itu masih kurang maksimal karena idealnya untuk mengkaver tujuh UPT dibutuhkan sekitar 500 armada.
Tak hanya berdiam diri, pihaknya sudah mengajukan ke pemkab karena terbatasnya anggaran kebutuhan tersebut diabaikan. “Kita ingin memberikan yang sempurna untuk masyarakat, termasuk memperbaiki truk sampah yang rusak dan sering menetes ke jalan. Tetapi anggaran untuk perbaikan cukup minim,” keluhnya.
Tidak hanya kekurangan armada, lanjut Atis, DLH juga kekurangan eskavator, sehingga pelayanan di TPA Galuga sering terganggu yang berimbas terjadi antrean penurunan truk sampah. Pasca-eksavator rusak DLH pinjam kedua dinas, namun saat ini sudah dikembalikan lagi. ”Mengatasi rusaknya alat berat yang di TPA Galuga dari DLH sudah sewa tiga unit eksavator sampai akhir tahun, dengan itungan per jam satu eksavator Rp426.000,” tukasnya.
(ads/b/els/py)