Banyaknya kejanggalan dan amburadulnya proyek betonisasi di sejumlah titik lokasi di wilayah Kota Bogor menjadi konsentrasi Komisi C DPRD Kota Bogor. Hari ini mereka menjadwalkan rapat bersama Dinas PUPR dan pengusaha pemenang proyek betonisasi jalan. Dalam rapat nanti, wakil rakyat itu akan mengungkap dan mengupas biang kerok permasalahan betonisasi jalan di Kota Bogor, khususnya di Empang.
KETUA Komisi C DPRD Kota Bogor Laniasari mengatakan, dalam rapat nanti akan dibedah semuanya terkait pembangunan betonisasi jalan di Kota Bogor. Jika dalam rapat sebelumnya lima perusahaan kontraktor tidak hadir, diharapkan dalam rapat nanti mereka semua hadir.
"Kita akan kupas semua substansi pekerjaan proyek pembangunan betonisasi jalan itu. Intinya, rapat kerja nanti akan membahas secara menyeluruh, baik soal pekerjaan betonnya, peranan pengusaha di lapangan, termasuk adanya permasalahan yang terjadi, seperti beton yang rusak dan retak-retak di Empang," katanya.
Laniasari juga akan menitikberatkan pembahasan terkait amburadulnya pekerjaan beton di Jalan Empang hingga Pancasan. Sebab kenyataan di lapangan, beton yang rusak dan retak itu bukan hanya di Empang, tapi juga lokasi lainnya. Berdasarkan informasi, beton yang mengalami kerusakan parah di Empang sudah diperbaiki. "Nah, soal itu akan kita bahas semuanya di rapat kerja," jelasnya.
Anggota Komisi C Ardiansyah menegaskan, soal pelaksana yang bertanggung jawab pada pembangunan beton di Empang hingga Pancasan nanti akan dipertanyakan, apakah ada kuasa direksinya, kemudian akan ditanyakan juga peranan dari tenaga ahli di masing-masing perusahaan.
"Kita akan kupas terkait pemesanan bathing plan apakah dari satu perusahaan atau berbeda-beda. Karena titik kerusakan itu bukan hanya di Empang, tapi juga di titik lainnya," tegasnya.
Dengan pembongkaran ulang di Jalan Empang, bukan berarti masalah selesai. Sebab, di lokasi betonisasi sepanjang Jalan Empang sampai Cibalagung, Jalan Pemda dan Jalan Cimahpar kondisinya sama. Patut dipertanyakan juga soal Sertifikat Keahlian Teknik (SKT) dan Surat Keterangan Ahli (SKA). "Pasca pengecoran perbaikan beton di Empang nanti akan kita tanyakan. Karena kunci keretakan diduga pasca-pengecoran tidak disiram air. Sehingga proses pengeringannya tidak merata, bukan karena dibuka belum umurnya," bebernya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Intel Kejari Kota Bogor Widiyanto Nugroho mengaku akan mengawasi sejauhmana tindak lanjut pengerjaan sejumlah proyek pembangunan jalan di Kota Bogor. Pihaknya mengaku akan mendalami persoalan mencuatnya stigma negatif yang muncul dari warga terkait proyek betonisasi jalan, salah satunya proyek Empang-Pancasan.
“Secara garis besar, apabila memang ada penilaian seperti itu, maka akan didalami semuanya. Kami ingin pembangunan di Kota Hujan berjalan tanpa kendala. Kami melihat ada sejumlah pembangunan yang tidak berjalan baik, seperti gagal lelang di beberapa pembangunan diantaranya RSUD dan Masjid Agung. Dalam konteks ini, pembangunan jalan-jalan yang menggunakan sistem betonisasi, semuanya kita awasi,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Meski begitu, sambung Widiyanto, Kejari sendiri belum bisa bertindak lebih jauh karena untuk proyek tersebut, masih dalam masa pemeliharaan dan perawatan dari kontraktor pelaksana. “Kalau masih pemeliharaan, kejaksaan masih memberi kesempatan untuk memperbaiki. Artinya, Kejari menyikapi semua pembangunan ini, dengan garis besarnya agar pembangunan tidak terhenti. Tentu melalui kerangka pengawalan dan pengawasan, yang merupakan bagian dari Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi, red) kami,” imbuhnya.
Widiyanto menambahkan, harus ada antisipasi dari kontraktor pelaksana yang masih dalam masa perawatan dan pemeliharaan.
Terpisah, Kontraktor Pelaksana PT Kalapa Satangkal Makmur Sejahtera Ervat, yang melakukan betonisasi Empang- Pasirkuda menjelaskan, pasca pembongkaran beton di Empang, pihaknya sudah menyerahkan bukti pembongkaran beton tersebut ke Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menepis anggapan amburadulnya pekerjaan yang dilakukan. Dia juga mengatakan, keretakan pada coran tidak sampai ke bawah. Pembongkaran pun dilakukan untuk menjawab opini yang beredar bahwa pekerjaan kami amburadul. Setelah dibongkar beberapa segmen, sepanjang 35 meter, ternyata tidak ada keretakan sampai bawah.
”Struktur jalan yang menjadi turun. Hari ini (kemarin, red) kami menyerahkan hasil bongkaran yang permukaan atasnya sudah kita injeksi ke Dinas PUPR, jadi silahkan dilihat dan dibuktikan. Toh kami sudah jelaskan juga teknisnya kepada wali kota,” tuntasnya.
(ryn/c/els)