Senin, 22 Desember 2025

Soenmandjaya Paparkan Sejarah Pancasila hingga Bhineka Tunggal Ika

- Jumat, 15 Desember 2017 | 10:58 WIB

-

WAKIL Ketua FPKS MPR RI Tb Soen­mandjaja menggelar sosialisasi Empat Pilar MPR RI dilaksanakan untuk melaksanakan perintah UU yaitu UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD sebagaimana diubah dengan UU No 42 Tahun 2014. Isinya menugaskan pimpinan dan anggota MPR untuk menyosialisasikan Pancasila, Undang-Undang Dasar NRI tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dengan salah satu tujuannya merespons aspirasi dari masyarakat.

Menurut Soenmandjaja, MPR tidak mungkin sendiri dalam melakukan sosiali­sasi sebab jumlah anggota MPR sangat terbatas. Selain itu disibukkan aktivitasnya di DPR dan DPD sebab ang­gota MPR adalah anggota DPR dan DPD. Di kedua lembaga itu, kesibukannya luar biasa padahal yang perlu disosia­lisasikan adalah hal-hal yang mendasar.

Pria yang akrab disapa Kang Sunman ini mengungkapkan sejak dirinya menjadi ang­gota DPR/MPR periode 1999-2004, sosialisasi ini belum dikenal, baru dilaksanakan sejak 2004-2009 kemudian. Pada saat itu namanya So­sialisasi Putusan MPR, ke­mudian periode 2009-2014 hingga saat ini menjadi So­sialisasi 4 Pilar Kebangsaan. Namun setelah ada keputu­san MK kini namanya beru­bah menjadi Sosialisasi Em­pat Pilar MPR RI. Soenmand­jaja berharap sosialisasi ini pemerintah mengambil peran yang besar sebab jaring-jaring kekuasaan pemerintah hing­ga sampai daerah, sedangkan anggota MPR jumlahnya ter­batas.

Perlunya keterlibatan pe­merintah dalam mensosiali­sasikan Pancasila, keinginan itu telah disampaikan MPR kepada Presiden SBY dan Pre­siden Jokowi. Saat ini Soen­mandjaja mengapresiasi lang­kah pemerintah yang telah membentuk Unit Kerja Presi­den Pembinaan Ideologi Pan­casila (UKPPIP). Lembaga ini membantu presiden dalam pemantapan dan sosialisasi Pancasila. ”Ällhamdulilah telah terbentuk unit kerja itu,” ujar­nya saat pimpinan Badan Pengkajian MPR itu menjadi narasumber pada acara sosia­lisasi Empat Pilar MPR RI yang diselenggarakan oleh MPR bekerjasama dengan pengurus Yayasan Nurul Fadillah Keca­matan Gunungsindur, pada Minggu (10/12) lalu.

Dalam sosialisasi yang di­hadiri tidak kurang dari 150 peserta, Soenmandjaja me­maparkan sejarah dalam proses lahirnya Pancasila, Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhin­neka Tunggal Ika. Sebenarnya Pancasila telah disepakati oleh para tokoh dan pendiri bangsa ini. Walaupun terjadi perdebatan dan pergulatan pikiran yang sangat panjang kala itu, namun para tokoh bangsa ini sepakat demi men­jadi keutuhan dan persatuan bangsa. Demi menjaga kese­lamatan bangsa ini di masa mendatang.

“Pergulatan pemikiran yang cukup panas terjadi kala itu terkait dasar negara kita, ya­kni Pancasila. Para tokoh nasional seperti Muhammad Yamin, Bung Karno, M. Natsir dan Profesor Supomo para tokoh NU dan Muhammadi­yah terlibat dalam perdeba­tan yang panjang dan berliku. Terutama perdebatan para tokoh Islam dan nasionalis, terkait Pancasila sila pertama yang termaktub dalam The Jakarta Charter. Tak kurang tokoh Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo angkat bicara dan berdebat dengan anggota PPKI lainnya,” ujar Soenman.

“Itulah kebesaran jiwa para pendiri bangsa ini. Demi keutuhan bangsa, mereka mengesampingkan semua perbedaan tersebut dan se­pakat dengan Pancasila yang kita saksikan saat ini,” sam­bung lekaki kelahiran 1957 tersebut.

Pada saat ini banyak terjadi penyimpangan terhadap nilai-nilai luhur Pancasila yang menyebabkan terjadinya kegaduhan politik. Untuk itu dirinya berharap kepada pe­serta untuk mempertahankan Pancasila dengan serius. “Penting sekali kaum muda untuk merealisasikan Pan­casila agar dapat memperju­angkan keutuhan NKRI,” pungkasnya. (adv)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X