UNTUK mengabdikan diri kepada masyarakat, Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi (BEM STTIF) Bogor melakukan pelayanan kesehatan di Desa Tugujaya, Kampung Neglasari, Kecamatan Cigombong. Puluhan mahasiswa tersebut memberikan pelayanan kesehatan gratis, karena tempat kesehatan di kecamatan tersebut cukup jauh dan sulit diakses.
Ketua Pelaksana Fanny Indah Pratamasari mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat tersebut merupakan program kerja BEM STTIF, dan menurutnya kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap tahunnya. Tahun ini Kampung Neglasari dipilih karena minimnya akses warga menuju tempat pelayanan kesehatan. “Untuk transportasinya saja setidaknya butuh Rp60 ribu, belum biaya lainnya. Maka dari itu banyak warga sekitar yang sakit namun tidak diobati,” ujarnya kepada Metropolitan.
Selain memberikan pengobatan gratis kepada warga sekitar, BEM STTIF juga memberikan pelayanan informasi obat. Tujuannya agar masyarakat mengetahui obat-obatan apa yang dikonsumsinya ketika sakit. “Ada 200 warga yang kita periksa. Kebanyakan warga mengalami hipertensi, nyeri sendi, dan beberapa yang lainnya. Kami juga beri sejumlah obat-obatan gratis kepada mereka,” terangnya.
Hal senada diungkapkan Pembantu Ketua (Puket) III Bidang Kemahasiswaan STTIF Bogor Febby. Menurutnya dengan adanya program ini dapat mengajarkan mahasiwa cara mengabdikan diri kepada masyarakat. Karena setelah lulus mereka pun harus mengabdikan diri kepada masyarakat. “Selain mendapat pengalaman, kita pun membantu masyarakat dengan pelaksanaan program tahunan ini,” paparnya
Terpisah Kepala Desa Tugu Jaya Sugandi Sigit menjelaskan, pihaknya sangat terbantu dengan adanya program yang digelar oleh BEM STTIF di salah satu wilayahnya tersebut. Karena dengan begitu warganya tidak perlu jauh-jauh datang ke Puskesmas atau untuk berobat. “Jelas sangat terbantu, karena jarak puskemas atau rumah sakit. Wajar saja banyak warga yang ingin memeriksakan dirinya karena mereka sangat jarang pergi ke rumah sakit atau puskemas,” kata dia.
Selain jaraknya cukup jauh di desanya tersebut hanya memiliki satu puskesmas pembantu (pustu) dan puskemas keliling. Itupun dilakukan beberapa petugas dan ada beberapa lokasi yang belum dapat terjangkau petugas pustu. “Karena ini lokasinya sangat jauh dan kadang tidak terjangkau petugas, maka dari itu kegitan ini sangat membantu kami,” ungkapnya. (*/mam)