Minggu, 21 Desember 2025

BEM STTIF Bogor Periksa 200 Warga Cigombong

- Kamis, 28 Desember 2017 | 11:40 WIB

-

UNTUK mengabdikan diri kepada masyarakat, Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi (BEM STTIF) Bogor melakukan pelayanan kesehatan di Desa Tugujaya, Kampung Neglasari, Kecamatan Cigombong. Puluhan mahasiswa tersebut memberikan pelayanan kesehatan gratis, karena tempat kesehatan di kecamatan tersebut cukup jauh dan sulit diakses.

Ketua Pelaksana Fanny Indah Pratamasari mengatakan, ke­giatan pengabdian masyarakat tersebut merupakan program kerja BEM STTIF, dan menurut­nya kegiatan tersebut rutin dila­kukan setiap tahunnya. Tahun ini Kampung Neglasari dipilih karena minimnya akses warga menuju tempat pelayanan kese­hatan. “Untuk transportasinya saja setidaknya butuh Rp60 ribu, belum biaya lainnya. Maka dari itu banyak warga sekitar yang sakit namun tidak diobati,” ujarnya kepada Metropolitan.

Selain memberikan pengo­batan gratis kepada warga sekitar, BEM STTIF juga mem­berikan pelayanan informasi obat. Tujuannya agar masy­arakat mengetahui obat-oba­tan apa yang dikonsumsinya ketika sakit. “Ada 200 warga yang kita periksa. Kebanyakan warga mengalami hipertensi, nyeri sendi, dan beberapa yang lainnya. Kami juga beri sejum­lah obat-obatan gratis kepada mereka,” terangnya.

Hal senada diungkapkan Pem­bantu Ketua (Puket) III Bidang Kemahasiswaan STTIF Bogor Febby. Menurutnya dengan adanya program ini dapat menga­jarkan mahasiwa cara mengab­dikan diri kepada masyarakat. Karena setelah lulus mereka pun harus mengabdikan diri kepada masyarakat. “Selain mendapat pengalaman, kita pun mem­bantu masyarakat dengan pelaks­anaan program tahunan ini,” paparnya

Terpisah Kepala Desa Tugu Jaya Sugandi Sigit menjelaskan, pihaknya sangat terbantu dengan adanya program yang digelar oleh BEM STTIF di salah satu wilayahnya tersebut. Karena dengan begitu warganya tidak perlu jauh-jauh datang ke Pus­kesmas atau untuk berobat. “Jelas sangat terbantu, karena jarak puskemas atau rumah sakit. Wajar saja banyak warga yang ingin memeriksakan dirinya karena mereka sangat jarang pergi ke rumah sakit atau pus­kemas,” kata dia.

Selain jaraknya cukup jauh di desanya tersebut hanya memiliki satu puskesmas pem­bantu (pustu) dan puskemas keliling. Itupun dilakukan be­berapa petugas dan ada bebe­rapa lokasi yang belum dapat terjangkau petugas pustu. “Karena ini lokasinya sangat jauh dan kadang tidak ter­jangkau petugas, maka dari itu kegitan ini sangat membantu kami,” ungkapnya. (*/mam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X