Memberikan ilmu pendidikan ke mahasiswa bukan hanya harus dilakukan di lembaga pendidikan. Mahasiswa pun dinilai harus bisa merasakan praktek di lapangan. Hal itu diutarakan Dekan FISIP di Universitas Djuanda Bogor, Denny Hernawan yang didampingi Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Ike A Ratnamulyani dan Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Maria Fitriah saat menyambangi kantor Redaksi Harian Metropolitan, kemarin.
Menurut lelaki yang sudah mengabdi di Universitas Djuanda Bogor sejak 1988, mahasiswa khususnya yang mengambil program FISIP, tentu harus merasakan pelajaran dengan melakukan praktek di lapangan. Tujuannya, agar mereka bisa merasakan tuntutan yang terjadi di dunia nyata. Karena, tuntutan saat ini berbeda dengan dahulu, dulu hanya dengan selembar ijazah (S1) bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan, namun saat ini harus disertakan dengan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), kaitan pengalaman yang dimiliki. “Tentu sangat perlu, agar tidak hanya pintar diteori melainkan dengan dunia nyata,” kata Denny.
Tak hanya itu, Denny menjelaskan, keberadaan media dengan lembaga pendidikan seperti Universitas, bagai simbiosis mutualisme (saling membutuhkan). Artinya, ada take and give yang dapat diberikan. Sehingga, sangat amat disayangkan jika hubungan antara media dengan universitas tidak berjalan berkesinambungan. “Sayang sekali kalau hanya sebagai rutinitas belaka, apalagi kami juga setiap tahunnya memiliki pelatihan jurnalistik di universitas. Makanya hubungan ini harus terus dibangun untuk bisa saling melengkapi,” ucapnya.
Dengan begitu, ditambahkan Denny, hal inilah yang coba pihaknya dorong untuk menumbuh kembangkan pendidikan mahasiswa. Karena, seperti halnya teman-teman dari media bisa memberikan materi ke mahasiswa, dan sebaliknya universitas mempunyai kader yang bisa dijadikan narasumber bagi media. “Hal inilah yang kita dorong. Paling utama bisa berbagi pengalaman sebagai komunitas media ke mahasiswa,” ujarnya.
(rez/b/els)
