METROPOLITAN – Beberapa waktu lalu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dipetisi warga Bogor, lantaran seringnya lapangan Taman Sempur ditutup, terutama di area yang memiliki rumput. Petisi yang dibuat perwakilan warga Kota Bogor, Rachmat Imron Hidayat, isinya meminta wali kota mencabut aturan pembatasan penggunaan lapangan rumput Taman Sempur.
Pria yang juga ketua GP Ansor Kota Bogor ini menjelaskan, hingga saat ini petisi terus berlanjut, dan jumlahnya terus bertambah. Menurutnya, ini menjadi indikasi bahwa warga menginginkan Lapangan Sempur dibebaskan dari aturan waktu penggunaan. “Masih berlanjut dan jumlahnya terus bertambah, sejak kami luncurkan beberapa waktu lalu. Yang penting sudah memberi pesan kepada wali kota, jangan seperti itulah, warga harus diusir petugas saat ingin menikmati fasilitas publik, yang anggarannya dari masyarakat, harusnya bisa dinikmati masyarakat,” katanya saat dihubungi Metropolitan, kemarin.
Pria yang akrab disapa Romi ini menambahkan, seharusnya tidak perlu dibatasi karena anggaran pemeliharaan terhitung besar, dan bisa mengondisikan program pemeliharaan. Kata Romi, ini juga bisa jadi preseden buruk bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang seakan punya ketakutan berlebih, jika warga Kota Bogor menikmati rumput Sempur setiap hari. “Terlihat sekali akal-akalannya, alasannya biar ada buat pemeliharaannya. Kan anggaran dari rakyat kan besar, harus sampai ke masyarakat. Ya harusnya bisa dibuat sedemikian rupa, misalnya jadwal pemeliharaan atau program yang lebih intensif. Dan ini mengesankan pemkot takut, takut warganya merusak rumput, makanya dibatasi, suudzon lah. Loh warga Bogor juga cerdas kok, artinya pemkot tidak percaya pada warganya sendiri, bisa menjaga fasilitas publik,” ketusnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Pemeliharaan Taman Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor Erwin Gunawan menuturkan, pihaknya terus berupaya mengakomodasi keinginan warga tersebut. Diantaranya adanya wacana mengubah program pemeliharaan, untuk menambah jadwal dibukanya lapangan sempur untuk warga. “Sekarang kan hanya tiga hari, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Nah kami sedang mengupayakan agar bisa lebih sering, akan mulai Februari mendatang, bisa sejak kamis, jadi empat hari,” ucapnya kepada wartawan.
Erwin juga menambahkan, program pemeliharaan akan lebih memadatkan jadwal, seperti misalnya pemupukan yang tadinya tiap dua hari, nantinya akan menjadi satu hari. “Karena menyesuaikan dengan penggunaan, rumput yang sekarang perawatannya kan khusus. Soal anggaran mah tetap kok, hanya waktunya saja yang diatur. Kami juga mewacanakan papan informasi soal sempur, agar masyarakat mengerti soal rumput, kenapa ada batasnya, dan informasi lain,” tutupnya.
(ryn/b/els)