Sudah hampir sepekan pasca kejadian gempa Lebak-Banten yang berdampak rusaknya pemukiman warga di beberapa Kampung di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, warga pun masih bertahan di pemukiman. Tidak hanya rumah yang rusak, aktivitas belajar mengajar di SDN Malasari pun terpaksa terhenti. Selain gedungnya itu rusak akibat gempa, para siswa pun takut untuk menimba ilmu di sana karena takut terjadi gempa susulan.
Siswa SDN Malasari yang sekarang tinggal di pengungsian, Mulya (12) menuturkan, alasannya tidak bersekolah pasca kejadian gempa karena takut terjadi gempa susulan. Ingin sekali bersekolah, sayangnya seragam sekolah dan buku tulis rusak. Apalagi tembok kelas mengalami retak-retak dan khawatir bangun sekolah tesebut roboh. “Sudah satu minggu ini tidak sekolah. Saya tinggal di tempat pengungsian bersama keluarga," keluhnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Ade Yasin menuturkan, akibat gempa Lebak -Banten tidak hanya merusak rumah warga, namun sarana pendidikan juga terganggu. Saat ini banyak anak yang tinggal di pengungsian tidak bisa bersekolah. Mereka mengeluhkan tidak ada seragam, termasuk anak tulis di tambah lagi kondisi infrastruktur sekolah yang mengalami retak akibat gempa. "Ini salah satu tugas pemerintah daerah, bagaimana pun anak yang ada di pengungsian harus tetap sekolah guna mencapai cinta-cintanya," ujarnya.
Bagaimana pun, lanjut Ade Yasin, pendidikan sangat penting dan anak yang tinggal di pengungsian harus tetap sekolah. Pemkab Bogor melalui dinas terkait harus secepatnya mempasilitasnya dari mulai mendata, berapa anak yang tidak bisa bersekolah akibat gempa. bisa juga dengan jemput bola belajar di pengungsian sampai saran infrastruktur sudah aman dan nyaman. "Jangan sampai karna terkena gempa anak putus sekolah, ini sangat di sayangkan,"katanya.
Ade Yasin menambahkan, lokasi gempa yang terjadi di Kampung Citalahab dan berada di lahan perhutani. Selain itu, mereka juga kebanyakan karyawan perusahaan perkebunan teh. Sehingga permasalahan gempa yang sudah merusak rumah tidak hanya tanggung jawab Pemkab Bogor saja, tentunya pihak perusahaan pun harus ikut bertanggung jawab.
Nantinya, pihak perusahaan bisa berkordinasi dengan pemkab dalam hal relokasi. Tanggung jawab dari perusahaan harus diperketat Pemkab jangan sampai pihak perusahaan melepaskan tanggung jawabnya begitu saja. "Di Kampung Citalahab lahannya milik perhutani. Intinya jangan biarkan korban gempa tidak punya tempat dan sampai terkatung-katung," tukasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Luthfie Syam mengatakan, guna membantu seragam sekolah dan buku bagi siswa yang terkena gempa, dari setiap sekolah di Kabupaten Bogor sedang menggalang bantuan. "Rencannya Minggu ini bantu tersebut akan diserahkan. Intinya anak yang tinggal di pengungsian harus tetap sekolah," tukasnya.
(ads/b/els)