-
METROPOLITAN – Masih banyaknya persoalan sampah yang belum terselesaikan di Kabupaten Bogor berdampak menurunnya penilaian Adipura. Pasalnya, pada periode 2016-2017 untuk fisik, Kabupaten Bogor mendapatkan nilai 70, 48 dan TPA 68,40. Namun, nilai ini menurun drastis di P – 1, periode 2017-2018 menjadi, 59,44 untuk fisik dan 47,30 untuk TPA.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Atis Tardiana membenarkan, adanya penurunan rekapitulasi nilai Adipura Pemantauan ke satu (P–1) periode 2016-2017 dan 2017-2018 Kabupaten Bogor. Kondisi ini di akibatkan permasalahan TPA, pasar, terminal, taman kota yang masih memprihatinkan. Belum lagi dengan perkantoran yang tidak ada pengelolaan sampah, tidak ada pengelolaan sampah perkotaan serta bank sampah induk yang menurutnya akan dibangun tahun ini.
“Semua aspek itu nilainya dibawah sehingga berdampak menurunnya penilaian rekapitulasi Adipura,”katanya.
Atis menambahkan, contohnya Terminal Cibinong dan Pasar Cibinong sejak dulu tidak pernah ada perbaikan atau perubahan. Padahal, terminal dan pasar sangat berpengaruh dalam penilaian Adipura. Guna mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kabupaten Bogor, tentunya di perlukan dukungan semua pihak. “Enggak mudah untuk mendapatkan Adipura. Kalau enggak didukung oleh semua stakeholder, keterpaduan program atau kegiatan di semua SKPD harus ada,” kata Atis.
Disisi lain, Atis menambahkan, kondisi TPA Galuga memang kenyataannya sudah P – 1. alat berat rusak, kekurangan armada dan sudah dua kali gagal lelang sewa alat berat, sehingga terjadi penumpukan sampah dimana-mana. “Tapi pengelolaan sampah di masyarakat dengan Bank Sampah sudah bagus dengan nilai 75. Solusinya, harus ada harmonisasi kegiatan, komitmen bersama juga dukungan semua pihak,” bebernya.
Saat penilaian Adipura, lanjutnya. Untuk TPA nilainya masih dibawah 71 artinya tidak bisa lanjut. Sama halnya dengan Kota Bogor, nilai seluruhnya 72,9 tapi nilai TPA 64, sama saja tidak dinilai P – 2 nya. Sementara itu, tercatat DLH mengangkut 2.650 ton sampah per hari. sedangkan jumlah kemampuan pengangkutan hanya 600 ton per hari. Hal ini semakin diperparah dengan jumlah kendaaran yang juga belum memenuhi kriteria ideal.
Berdasarkan data yang ada, saat ini hanya 156 unit truk pengangkut sampah yang digunakan itu pun termasuk kendaraan tua yang seringkali mengalami kendala mogok saat pengangkutan. “Tidak lolos passing grade. Adipura bisa dapet setelah TPA Nambo berjalan, kalau masih TPA Galuga berat, TPA nya kan belum sanitarylandfill,” tuturnya.
Kepala DLH Kabupaten Bogor Pandji Ksatriadi mengaku kewalahan dalam melakukan penanganan sampah. jika dikonversikan ke perorangan, saat ini satu jiwa membuang sampah setengah kilogram dalam sehari. "Jadi bisa dibayangkan dengan jumlah penduduk yang mencapai 5,7 juta jiwa di Kabupaten Bogor. Sarana prasarana kita tidak berbanding lurus dengan timbulan sampah saat ini,” tukasnya.
(ads/b/els)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:00 WIB
Senin, 8 Desember 2025 | 20:57 WIB
Sabtu, 6 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 5 Desember 2025 | 06:19 WIB
Rabu, 3 Desember 2025 | 07:05 WIB
Kamis, 27 November 2025 | 19:33 WIB
Selasa, 25 November 2025 | 11:45 WIB
Selasa, 25 November 2025 | 10:22 WIB
Senin, 24 November 2025 | 20:53 WIB
Senin, 24 November 2025 | 16:08 WIB
Sabtu, 22 November 2025 | 18:54 WIB
Sabtu, 22 November 2025 | 13:55 WIB
Jumat, 21 November 2025 | 16:42 WIB
Kamis, 20 November 2025 | 18:01 WIB
Senin, 17 November 2025 | 17:20 WIB
Senin, 17 November 2025 | 14:25 WIB
Senin, 17 November 2025 | 13:42 WIB
Kamis, 13 November 2025 | 13:06 WIB
Selasa, 28 Oktober 2025 | 11:48 WIB
Senin, 27 Oktober 2025 | 17:00 WIB