“Kami berharap, dari dialog dengan awak media akan muncul evaluasi terkait festival itu. Mulai dari rundown acara hingga penempatan media baik reporter maupun fotografer. Memang foto harus bagus, dapat angle yang bagus, makanya masukan dari para peliput itu penting. Belum lagi gambar video yang bisa enak dilihat,” kata Ketua Pelaksana CGM 2018 Arifin Himawan, kepada awak media, kemarin.
Pria yang akrab disapa Ahim ini menambahkan, festival CGM dinilai sebagai etalase nusantara dari Kota Bogor, untuk warga se-Indonesia. "Kirab budaya ini, tidak memandang etnis atau agama tertentu, tidak hanya warga Tionghoa, semua ikut serta. Peran media tentu penting dalam penyampaian pesan festival ini sebagai etalase nusantara, dari Kota Hujan," ucapnya.
Hampir setiap tahun, kata Ahim, setidaknya ada ribuan pengunjung memadati lokasi acara. Menurutnya, perubahan konsep acara yang mulai terbuka sejak awal mula era reformasi ini, menjadi salah satu ikon baru Kota Bogor, di bidang pariwisata. "Semangat persatuan dan kesatuan bangsa, melalui pagelaran ini, bisa tumbuh terus dalam diri masyarakat. Evaluasi hari ini (kemarin, red) akan jadi pijakan kami untuk membuat festival yang meriah juga, di tahun depan," tutupnya.
(ryn/dik/c)