Senin, 22 Desember 2025

Program Desa Tangguh Bencana Minim Anggaran

- Jumat, 23 Maret 2018 | 09:44 WIB

-

METROPOLITAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor memprioritaskan pembentukan desa tangguh bencana sebagai antisipasi di daerah gerakan tanah tinggi atau rawan longsor. Berdasar kajian Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertamanan (DPKPP) Kabupaten Bogor, saat ini terdapat 12 desa yang dikategorikan sebagai desa tangguh bencana meliputi seribu rumah di empat desa Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor, Budi Aksomo menjelaskan, upaya membentuk desa tangguh bencana terbentur ketersediaan anggaran. Terdapat ratusan desa yang rawan bencana longsor. Sayang, untuk membentuk satu desa tangguh bencana anggaran yang tersedia kurang dari Rp 100 juta pertahun. Pada tahun ini, BPBD Kabupaten Bogor akan menetapkan Desa Banyuasih, Kecamatan Cigudeg, Bogor Barat, sebagai desa tangguh bencana. “Kawasan barat ini memang menjadi prioritas kami dikarenakan rawan bencana,” ucap Budi.

Selain pembuatan desa tangguh bencana, lanjutnya. Program relokasi menjadi tindakan mitigasi yang menjadi prioritas BPBD Kabupaten Bogor terhadap kawasan rawan bencana. Hanya saja, untuk program relokasi, BPBD tidak bisa serta merta dilakukan namun harus menunggu kajian teknis dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Kalau memang ada rujukan bahwa daerah itu rawan longsor dan tidak layak untuk dihuni, otomatis warga harus direlokasi. Tempat relokasi pun harus dikaji juga oleh PVMBG. Kalau sudah layak, Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Bogor baru bisa relokasi,” ucapnya.

Terpisah, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kabupaten Bogor, Dede Armansyah mengatakan, mengingat rentannya pergerakan tanah mulai dari yang rendah, sedang hingga tinggi.

BPBD akan intensif melakukan upaya-upaya pencegahan dan kesiapsiagaan, dalam bentuk mengupayakan melakukan sosialisasi dalam rangka mendorong segera terbentuknya desa tangguh bencana. “Itu adalah upaya kita mengedukasi masyarakat agar memiliki kesiapsiagaan," tegasnya

Lebih lanjut Dede mengatakan, dalam setahun ada 20 hingga 30 desa tangguh bencana yang baru. Nantinya Desa tangguh bencana sedianya adalah upaya dari kesiapsiagaan di tingkat komunitas. Jadi masyarakat secara individu atau kelembagaan sudah tahu, bagaimana mengidentifikasi wilayah yang kondisinya terancam, apa yang harus dilakukan jika ada bencana.

“Adanya Desa tanggu bencana, ketika terjadi bencana alam mereka sudah siap siaga. Tidak harus panik,” tukasnya.

(ads/dik/b)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X