METROPOLITAN – Kehadiran Bendung Katulampa, membuat Kelurahan Katulampa kerap menjadi perbincangan orang. Saat hujan deras berkepanjangan membuat debit air meningkat selalu disusul dengan kewaspadaan masyarakat disekitar sungai mulai dari Bogor hingga Jakarta juga akan meningkat. Maka dari itu, kebersihan Sungai Ciliwung menjadi hal penting dalam menjaga lingkungan serta menurunkan risiko banjir saat curah hujan di Bogor dan sekitarnya sedang tinggi.
Lurah Katulampa, Tb Taufik Rahman menyampaikan, pihaknya rutin melakukan bebersih sungai Ciliwung. Dalam seminggu, pihaknya dibantu warga atau berbagai komunitas peduli sungai membersihkan sampah di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Tentu saja upaya itu dilakukan untuk mencegah datangnya banjir. Bebersih menjadi kegiatan rutin yang dilakukan agar lingkungan bersih dan sehat. Sehingga warga bisa terbebas dari segala penyakit yang muncul karena lingkungan yang tidak bersih.
"Bebersih merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan demi menjaga lingkungan bersih dan sehat. Membuat warga terbebas dari segala macam penyakit. Bebersih sudah jadi agenda rutin kelurahan yang selalu dilakukan seminggu dua kali,” katanya kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Upaya memelihara kebersihan tersebut, lanjut Taufik, harus dimulai dari diri sendiri dan diimplementasikan kepada warga agar mereka dapat terbiasa dan sadar dengan kebersihan. Bukan itu saja, ia pun tak segan memberi sanksi kepada warga yang membuang sampah sembarangan, terutama di Sungai Ciliwung. Semata untuk menjaga kebersihan yang dapat meminimalisasi bencana banjir dan longsor.
"Sampah-sampah akan kami bawa ke Bank Sampah Katulampa untuk didaur ulang dan dijadikan pupuk kompos,” terangnya.
Sejalan dengan itu, beberapa komunitas peduli Ciliwung pun rutin mendukung program bebersih tersebut. Diantaranya Laskar Karung pada Komunitas Peduli Ciliwung (KPC), yang melakukan bebersih Sungai Ciliwung di Kelurahan Katulampa, Sabtu (31/3) lalu.
"KPC rutin tiap pekan, Sabtu pagi. Tiap pekan selalu pindah titik. Kali ini di Katulampa, yang terlibat 40an relawan, dari KPC dan organisasi serta komunitas kepemudaan se-Jabodetabek," kata Relawan Laskar Karung pada Komunitas Peduli Ciliwung Suparno Jumar, kemarin.
Suparno menambahkan, para relawan berhasil mengangkat sekitar satu ton sampah, yang terdiri dari sampah plastik, kain, karet, dan styrofoam. Yang paling sulit diangkat, yaitu sampah pegas atau per springbed yang sudah terlilit aneka sampah ditambah pasir dan lumpur. Menurutnya, kepedulian terhadap lingkungan, khususnya Sungai Ciliwung, sangat penting disaat orang lain banyak yang mengganggap hal itu sia-sia.
"Itu miris sih. Banyak sampah plastik, kain bekas, alas kaki hingga kasur. Suatu ketika, pernah di Katulampa, kami angkut sekitar 20 ton sampah.Tergantung jumlah relawan yang turun. Biasanya semakin banyak relawan, semakin banyak yang diangkat," tuntasnya.
(ryn/dik/c)