Ternyata Kabupaten Bogor tidak saja kekurangan tenaga medis. Fasilitas pelayanan kesehatan, seperti tempat tidur pasien mengalami kekurangan hingga 2.000 tempat tidur. Saat ini, ketersedian tempat tidur dari enam rumah sakit milik pemerintah daerah ditambah 21 lainnya rumah sakit swasta, jumlah tempat tidur baru mencapai 3.500. Padahal, supaya dapat melayani 5,6 juta penduduk Kabupaten Bogor di butuhkan 5.500 tempat tidur.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Erwin Suriana membenarkan bahwa kebutuhan tempat tidur pasien masih kurang. Meski begitu, kekurangan tempat tidur dinyatakan masih bisa melayani masyarakat Kabupaten Bogor. Hal itu dikarenakan dari 101 puskesmas, kini hampir seluruhnya bisa melakukan rawat inap. Di samping itu, diagnosa penyakit kini lebih selektif untuk menentukan pasien perlu rawat inap atau tidak. "Jika dilihat dari rasio jumlah penduduk sebanyak 5,6 juta, dengan kebutuhan tempat tidur pasien kita saat ini masih kurang 2.500. Tapi sejauh ini masih tertangani kok," ujarnya.
Dia menegaskan, seluruh rumah sakit, terutama empat RSUD di Bumi Tegar Beriman tidak boleh menolak pasien lantaran kehabisan slot fasilitas rawat inap karna bisa di rawat dulu di ruang Unit Gawat Darurat (IGD). Selama ini, ketersedian tempat tidur pasien di enam rumah sakit milik pemerintah yakni RSUD Ciawi , RSUD Cibinong, RSUD Leuwiliang, RSUD Cileungsi , RS-AU dr M Hasan Toto dan RSP dr M Goenawan Partowidigdo memiliki 918 Tempat tidur. Dari 21 rumah sakit swasta baru terdapat 2,582 tempat tidur. Total tersediaan tempat tidur dari enam rumah sakit pemerintah di tambah 21 rumah sakit swasta baru mampu melayani 3. 500 tempat tidur dan masih kurang 2000 tempat tidur lagi. "Makanya semua puskesmas kini dilengkapi layanan rawat inap. Selama masih bisa dilayani di puskesmas, sudah cukup. Kecuali butuh rujukan ke rumah sakit," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujuk Dinkes Kabupaten Bogor Dedi Syarif menambahkan, di beberapa RSUD memang kerap mengalami kesulitas menampung pasien, dari mulai tidak tersedianya peralatan medis, sampai kurangnya tempat tidur pasien. “Seperti di wilyah Barat, Kabupaten Bogor ada RSUD Leuwiliang, kebanyakan masyarakat langsung berobat di RSUD tidak ke rumah sakit akhirnya pasien menumpuk. Lain dengan di timur yakni RSUD Cileungsi tidak terlalu membludak pasiennya karena ada sekitar tujuh rumah sakit swasta di sana,” bebernya.
Dedi menambahkan, Pemkab Bogor pun kini tengah mencanangkan pembangunan satu RSUD di wilayah utara. Menurut Dedi, feasibility study (FS) sudah rampung. Pembebasan lahan pun ditarget mulai tahun 2019 dan 2020 mulai pembangunan. "Kan di barat sudah ada (RSUD) Leuwilang, di timur ada Cileungsi, di selatan Ciawi dan di tengah ada RSUD Cibinong. Tinggal di wilayah utara dan mudah-mudahan tahun 2020 mulai dibangun," tukasnya.
(ads/dik/e)