METROPOLITAN – Kisruh antara pedagang dengan Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD PPJ) akibat banjir di Blok A Pasar Induk Jambu Dua semakin meruncing. Para pedagang bersikukuh menolak pembayaran retribusi sebelum ada solusi mengenai banjir yang sudah terjadi dua kali dalam rentang waktu dua minggu tersebut.
Pedagang Ikan Asin, Agus membantah bahwa air yang merendam lebih dari puluhan kios dan los penjual bukan berasal dari luapan Sungai Ciliwung, seperti yang diutarakan direksi PD PPJ. Namun dari air selokan yang mampet di Blok A. Sehingga air yang seharusnya mengalir ke Sungai Ciliwung malah mengenangi kios.
“Itu karena saluran airnya bermasalah. Air seharusnya ngalir ke Ciliwung, tapi malah balik lagi dan mengendap di basemen Blok A,” katanya kepada awak media, kemarin.
Bahkan sejak banjir akhir pekan lalu, tidak ada petugas yang membersihkan sampah di sekitar kios. Alhasil, tumpukan sampah pun menggunung karena tidak diangkut petugas. “Bukannya kami tidak mau bayar, cuma ini bentuk protes, kalau banjir terus mana ada yang belanja,” ketusnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Unit Pasar Jambu Dua Andrian mengaku bahwa air yang masuk ke kios basemen Blok A Pasar Jambu Dua akhir pekan lalu bukan dari luapan Sungai Ciliwung, melainkan dari selokan yang tersumbat sejak Agustus tahun lalu. “Itu kan ada gorong-gorong yang rusak, ambrol, jadi tersumbat aliran air menuju sungai. Belum lagi ada tumpukan puing-puing disitu, jadi mampet,” katanya saat ditemui Metropolitan, di kantornya, kemarin.
Andrian menuturkan, perlu biaya besar untuk memperbaiki gorong-gorong tersebut. Rencananya akan dilakukan pembenahan sementara. “Bukan dibiarkan, hanya belum ada biayanya. Nah kini sementara PD PPJ akan betulkan, agar tidak meluap lagi, sekedar perbaikan lah,” imbuhnya.
(ryn/dik/b)