Hingga akhir April 2018, proyek Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang masuk lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Bogor bisa terhitung jari. Padahal, ada lebih dari 200 paket proyek untuk tahun anggaran 2018 ini. Situasi tersebut memunculkan anggapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Bogor lambat dalam melelang proyek yang akan dikerjakan.
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan dan Pengadaan Barang Jasa (Adalbang) Setda Kota Bogor Rahmat Hidayat pun menggagas sistem baru untuk pelayanan lelang proyek dalam bentuk aplikasi berbasis online, yakni Sistem Informasi Penyampaian Berkas Tender (Sipete). "Nantinya tidak ada lagi berkas dalam bentuk manual, penyampaian berkas lelang semua dilakukan secara online. Sedang digodok aplikasinya, akhir tahun lah bisa di launching. Jadi hanya berbentuk softcopy. Melalui aplikasi ini berkas akan terdata dengan baik " katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Rahmat menjelaskan, banyak manfaat dari program tersebut , diantaranya lebih efisien secara waktu dan penyimpanan data. Nantinya, ketua ULP bisa mendisposisi berkas langsung kepada kasubag tanpa harus berada di kantor. “Kalau sekarang kan, ketika ditinggal diklat, berkas menumpuk buat disposisi. Tidak efektif waktu, belum lagi surat menyurat ke dinas, itu butuh waktu. Nah, melalui aplikasi ini, proses kaji ulang bisa via chat," ujarnya.
Sistem ini akan menghemat penyimpanan berkas secara manual. Saat ini, banyak arsip lelang dengan berkas yang menumpuk. Padahal, masa aktif berkas lelang itu 10 tahun. “Kalau ada kejadian, temuan itu di berkas harus ada. Kalau secara online kan bisa diakses," tandasnya.
Program Sipete juga membuat tingkat akuntabilias dan keamanannya lebih terjaga. Saat ini berkas lelang berbentuk kertas, masih ada kemungkinan tercecer atau lupa tempat menaruhnya. "Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah bisa launching. Program ini baru ada di Kota Bogor, daerah lain belum ada," pungkasnya.
(ryn/b/els)