METROPOLITAN - Kedatangan Pimpinan Negara Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah di Kota Bogor, kemarin (3/5), mendapatkan sambutan yang meriah dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari pelajar hingga masyarakat umum. Selain itu, dentuman meriam yang ditembakan aparat TNI juga ikut memeriahkan kedatangan tamu negara di Kota Hujan tersebut, yang kemudian dijamu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.
Pantauan Metropolitan, sejak pagi hari, ratusan pelajar berdiri sambil memegang bendera di pinggiran Jalan Juanda untuk menyambut kedatangan rombongan Sultan Brunei tersebut. Rombongan baru melewati jalan protokol tersebut sekitar pukul 10:20 WIB. Sembari mengibarkan bendera, para pelajar nampak tidak sabar melihat iring-iringan tamu negara dari Asia Tenggara tersebut. Puncaknya, saat kendaraan melintas para pelajar pun dengan lantang berteriak. “Sultan.. sultan,” teriak anak-anak.
Pimpinan negara Brunei yang saat itu mengenakan jas dan peci hitam itu pun tidak segan melambaikan tangan kepada anak-anak, sambil tersenyum. Para pelajar pun makin bersorak sorai dibuatnya. Setidaknya, ada 21 kali dentuman meriam yang dilepaskan oleh anggota TNI usai Sultan Brunei memasuki Istana Bogor untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dentuman itu bukan hanya pelengkap sambutan kedatangan tamu negara, tetapi juga menjadi daya tarik warga Kota Bogor, yang ikut menyaksikan kedatangan Sultan Brunei Darussalam. Salah satu anggota TNI, Letnan Satu (Lettu) Slamet mengatakan, meriam yang digunakan khusus untuk penghormatan terhadap tamu negara. "Itu meriam 75 gunung, khusus untuk penembakan kehormatan. Sudah dirancang buat tembakan kehormatan tamu negara," katanya.
Meriam tersebut, ucap Slamet, tidak memiliki peluru dan hanya berupa asap dan suara dentuman saat meriam ditembakan. Enam meriam digunakan saat penyambutan kemarin. Dia menambahkan, 21 dentuman yang dibunyikan merupakan aturan baku penghormatan kepada kepala negara bergelar Sultan. "Aturannya seperti itu, kalau presiden ada 18 dentuman, kalau untuk sultan 21, tidak bisa kurang, tidak bisa ditambah. Tembakan penghormatan ini tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Beberapa negara lain pun melakukan hal serupa saat menerima kunjungan kepala negara,” tutupnya.
(ryn/b/els)