Ramadan di Kabupaten Bogor tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena menghadapi pesta demokrasi. Meski pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) setelah Lebaran atau pada 27 Juni 2017 mendatang, namun bagi fungsionaris DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor Daden Ahmad Sugiri menjadikan momentum Ramadan untuk menciptakan Pilkada yang sukses tanpa ekses.
Menurut Daden, Ramadan kali ini diniatkan dan berdoa agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan ibadah puasa serta aktivitas ibadah lainnya. “Saya tidak ingin melewatkan Ramadan begitu saja, berlalu tanpa makna yang membawa energi baru dengan lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,” katanya kepada Metropolitan.
Tak hanya itu, pria yang akrab disapa DAS ini mengajak warga Kabupaten Bogor berdoa di bulan Ramadan yang penuh keberkahan agar penyelenggaraan Pilkada serentak ini dapat berjalan dengan baik, suasana kondusif, sukses tanpa ekses. “Karena Ramadan ini bulan ladangnya pahala, maka para kandidat calon kepala daerah maupun tim sukses harus mengisi kampanye dengan cara berlomba-lomba kebaikan sesuai dengan tuntunan dan keberkahan Ramadan,” katanya.
Alumni STKIP Kusuma Negara Jakarta ini juga menuturkan, selama Ramadan ia juga terjun ke masyarakat melalui forum-forum silaturahmi keagamaan, berbuka puasa bersama, Tarawih keliling dan berbagi takjil di jalanan. Kegiatan seperti ini tergolong efektif untuk mendekati masyarakat “Tapi tepat jadikan Ramadan juga untuk bermuhasabah diri, melakukan proses perenungan, baik itu para kandidat calon, tim sukses maupun masyarakat yang menjadi hak pilih agar bersama-sama berpikir dan saling mengingatkan untuk kebaikan,” terang Daden yang saat ini kuliah di Jurusan Fakultas Hukum Universitas Djuanda Bogor.
Menurut Daden, pesan spiritual dan sosialmanusia dituntut untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT atau hablumminallah dan menjaga hubungan baik sesama manusia atau hablumminannas. Dua variabel ini bagian penting yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai Ramadan untuk memperoleh peningkatan kesalehan spiritual sekaligus peningkatan kesalehan sosial. "Maka kita dituntut untuk menjaga hubungan baik sesama manusia dengan tidak saling menyakiti, saling membenci dan saling menjatuhkan,” tuturnya.
Daden mengaku, Pilkada menjadi sarana perwujudan demokrasi yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945. Proses kompetitif itu sebuah syarat proses Pilkada yang harus ditempuh, namun tidak boleh diartikan sebagai arena pertempuran dengan cara saling menghancurkan. Orientasi dari Pilkada tidak terbatas hanya memilih pemimpin daerah saja, namun harus dapat melahirkan sebuah konsep, ide dan gagasan konstruktif serta tercapainya pelaksanaan program daerah dengan cepat dan tepat sasaran.
"Tuntunan di bulan Ramadan senantiasa berperilaku baik demi mencapai kesempurnaan ibadah puasa dan jika spirit ramadhan itu dapat diimplementasikan pada momentum Pilkada ini maka sebuah keniscayaan terciptanya suasana demokrasi santun, beretika, bersih dan bermartabat," pungkasnya.
(mul/b/els)