Pernyataan Humas RSUD Cibinong dr Uci Sanuci yang menyebut antrean sandal saat daftar berobat itu wajar menuai kritik. Sebab kondisi berbeda terlihat di Poliklinik Eksekutif yang baru diresmikan 9 Mei 2018. Layanan kesehatan di gedung VIP dan VVIP RSUD Cibinong itu hanya dikhususkan untuk pasien kaya karena pelayanannya serba cepat dan tak perlu antre.
Kesempatan mendapat pelayanan kesehatan yang baik belum dirasakan seluruh masyarakat Kabupaten Bogor. Sebagian besar warga yang ditanggung Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) harus datang subuh demi mendapat perawatan kesehatan tercepat. Mereka pun harus antre sebelum layanan pengambilan nomor pendaftaran berobat dibuka petugas. Sebagian mereka harus duduk lesehan, menggantikan antrean dengan sandal lantaran kondisi ruang tunggu maupun fasilitas bangku kurang memadai. Bahkan, setelah mendapat nomor urut mereka harus mengantre lagi untuk masuk ke ruang pemeriksaan dokter sesuai dengan poli yang dituju.
Kondisi seperti itu tak ada di Poliklinik Eksekutif yang baru diresmikan RSUD Cibinong awal Mei ini. Di poliklinik tersebut tak menerima pasien BPJS, hanya yang berduit yang akan mendapat pelayanan. Dari lama website http://rsudcibinong.setda.bogorkab.go.id, diketahui ada sejumlah pelayanan kesehatan seperti klinik kebidanan dan kandungan, klinik jantung, klinik syaraf, klinik kulit dan kecantikan, klinik konservasi gigi hingga klinik dokter umum.
Saat wartawan koran ini mendatangi Poliklinik Eksekutif, pelayanan yang diberikan juga berbeda hampir 180 derajat dengan poliklinik khusus pasien miskin. Selain ruangan yang nyaman, alur pendaftaran pun juga tertata rapi. Bahkan petugas bersikap ramah saat memberikan informasi. Tak ada sandal yang berjajar ataupun pasien yang duduk lesehan karena semua fasilitas yang disediakan serba eksekutif.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor Burhanudin mendesak, pihak rumah sakit segera perbaikan sistem pelayanan tanpa membedakan kelas sosial pasien. Apalagi rumah sakit berpelat merah letaknya dekat dengan pusat pemerintahan. "Seharusnya RSUD Cibinong memiliki semua sarana dan prasarana yang baik, sumber daya tenaga medis, alat kesehetan hingga pelayanan yang baik kepada masyarakat," katanya.
Sementara itu, gara-gara keluhan pasien, RSUD Cibinong sempat digeruduk anggota DPRD Kabupaten Bogor. Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Egi Gunandhi Wibhawa mendesak pengelola RSUD Cibinong untuk memperbaiki dan meningkatkan pola pelayanannya terhadap masyarakat. Khusus di poli reguler, harus menerapkan sistem online dalam pengambilan nomor antrean atau memperbanyak alat pengambilan nomor. “Saya kira hal seperti itu mudah untuk dilakukan. Saya ingin pelayanan pasien berbasis teknologi harus bisa terealisasikan pada akhir tahun ini, minimal akhir tahun harus sudah berjalan dan dapat diakses,” jelasnya.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan pihak RSUD Cibinong belum menanggapi.
(ogi/c/els)