METROPOLITAN – Kesiapan manajemen RSUD Cibinong untuk mengubah pelayanan pendaftaran berobat dari sistem jadul ke sistem online mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Apalagi sistem online ini sebenarnya sudah terlebih dahulu dilakukan di RSUD Ciawi. Jangan sampai penerapan teknologi ini justru menyusahkan rakyat dalam mendapat pelayanan kesehatan di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor itu.
Ketua Organisasi Kepemudaan Garuda KPP-RI Reza Sang Ardya Alfarisi mengaku, penggunaan pelayanan berbasis teknologi dinilai sebuah terobosan yang sangat baik dalam melayani masyarakat. Tapi ia menilai, pelayanan tersebut nantinya bakal memberikan dampak tersendiri bagi segelintir masyarakat. Ketidaktahuan masyarakat Kabupaten Bogor mengenali teknologi dinilai bakal menjadi hambatan bagi terobosan pelayanan tersebut. Reza mengumpamakan seperti halnya dua gambar yang ada pada satu koin logam. Artinya, setiap kebijakan dan keputusan pasti memiliki resikonya tersendiri.
Ia juga mencontohkan seperti halnya pelayanan BPJS secara online, hal tersebut bahkan mempersulit masyarakat dalam mendapatkan bantuan kesehatan dari pemerintah. Bahkan antrean panjang dan berbagai keluhan masyarakat kerap kali mewarnai perjalanan salah satu kebijakan pemerintah mengenai kesehatan tersebut. “Saya ingin pelayanan berbasis teknologi dapat menjadi solusi, dan tidak menjadi masalah baru yang akan memperkeruh pelayanan kesehatan,” cetusnya.
Reza mendesak seluruh instrumen yang terlibat di dalam dunia kesehatan, untuk ikut ambil andil dalam kebijakan baru tersebut. Puskesmas tingkat desa, kecamatan hingga beberapa instrumen lainnya harus masif dalam mengawasi sistem pelayanan kesehatan secara online tersebut. “Jangan sampai program dan kebijakan itu malah jadi bumerang bagi pihak penyelenggara. Apalagi kalau jadi masalah baru,” terangnya.
Sebelumnya, Wakil Direktur RSUD Cibinong Tomi mengaku sesegera mungkin membenahi pelayanan rumah sakit tipe B tersebut. Dalam waktu dekat ini pihaknya akan segera merilis sistem pelayan berbasis teknologi. Peluncuran aplikasi tersebut digadang akan menjawab segala kesuh kesah warga, yang beberapa waktu terakhir ini sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. “Sekitar sepuluh hari ke depan atau sebelum Idul Fitri, kami akan segera merilis aplikasi pelayanan RSUD Cibinong berbasis digital,” tuturnya kepada Metropolitan beberapa waktu lalu.
Ia juga menilai, antrean panjang sandal pasien yang kerap kali terjadi di tempat pengambilan nomor, akan segera teratasi menggunakan aplikasi tersebut. Tak hanya itu, pelayanan kepada pasien juga bakal dilakukan menggunakan sistem aplikasi tersebut. “Kalau aplikasi sudah jadi dan bisa digunakan, pelayanan terhadap pasien juga bisa dilakukan menggunakan aplikasi ini,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Bidang Humas RSUD Cibinong Fusia Meidiawaty. Ia berharap dengan adanya aplikasi tersebut, dapat memberikan dampak positif bagi pelayanan RSUD Cibinong kepada masayarakat. “Kita tunggu saja sampai apilikasinya selesai, saat ini sedang dalam tahap pemutakhiran,” paparnya.(ogi/b/els)