Senin, 22 Desember 2025

RSUD Cibinong Hamburkan Anggaran?

- Sabtu, 9 Juni 2018 | 11:57 WIB

-

METROPOLITAN - Jelang peluncuran aplikasi pelaya­nan kesehatan berbasis tek­nologi yang bakal diluncur­kan dalam waktu dekat, pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong diharapkan bisa mematan­gkan sistem yang digadang bakal menjadi solusi seme­rautnya pelayanan kesehatan di rumah sakit pelat merah tersebut.

Antrean panjang sandal pasien yang setiap hari ter­jadi saat pengambilan nomor antrean hingga berbagai pelayanan kesehatan yang bisa dibilang masih jauh dari harapan masyarakat, merupakan beberapa kasus yang kerapkali terjadi ke­pada pasien di Bumi Tegar Beriman.

Minimnya dampak positif apilikasi online yang diusung RSUD Ciawi, seharusnya menjadi contoh kecil dari kurang efektifnya pelayan berbasis teknologi terhadap warga Kabupaten Bogor. Namun, sepertinya hal ini tidak digubris manajemen pimpinan dr Camalia tersebut.

Kurangnya sosiali­sasi dari pengelola kepada masyarakat, diduga menjadi penye­bab gagalnya sistem pelayanan yang ber­nama ‘Reservasi Online RSUD Ciawi’, yang dirilis pada Senin (14/5) di Google Play Store.

Menanggapi hal terse­but, anggota DPRD Komisi IV Kabupaten Bogor, Egi Gunandhi, mengaku sangat menga­presiasi inovasi yang dilakukan pihak RSUD mengenai pe­layan kesehatan kepada ma­syarakat. Kendati banyak pihak menilai aplikasi tersebut kurang cocok bagi warga Bumi Tegar Beriman, dirinya mengaku pelayanan tersebut harus te­tap diterapkan. “Kalau kita sekarang belum siap, mau kapan siapnya,” tutur Egi.­

Ia menilai melakukan pu­blikasi di berbagai media hingga menggandeng bebe­rapa instansi untuk bekerja­sama dalam melakukan so­sialisasi, merupakan bebera­pa cara yang mesti diambil pengelola.

“Yang paling penting adalah menggandeng semua pihak yang bisa membantu untuk menyosialisasikan program tersebut,” jelasnya.

Terpisah, Ketua Umum Ga­ruda KPP-RI, Reza Sang Ardya Alfarisi, menjelaskan, menja­lankan program aplikasi dengan harapan melihat sejauh mana dampak yang ditimbulkan, merupakan salah satu tindakan pemborosan. Pembuatan ap­likasi, pemutakhiran sistem, hingga beberapa program so­sialisi untuk aplikasi tersebut, tentu menggunakan anggaran yang cukup besar.

“Membuat aplikasi sampai menyosialisasikannya kepada masyarakat pasti mengguna­kan anggaran. Kalau maksud dan tujuannya tidak tercapai atau mungkin aplikasi tersebut tidak bisa mengatasi perma­salah kesehatan yang ada, maka anggaran kita dibuang secara cuma-cuma,” paparnya.

Reza juga meminta ketika hendak menerapkan suatu program atau kebijakan yang menyangkut masalah pe­layanan masyarakat, harus melalui pengkajian matang dan persiapan panjang. Analisis dampak keberha­silan, efektivitas, kemuda­han hingga kemaslahatan bagi warga, merupakan prioritas utama yangmesti dipikirkan.

“Intinya jangan sampai menghambur-hamburkan anggaran lebih untuk suatu program dan kebijakan yang belum pasti tingkat keberha­silannya,” katanya. Semen­tara hingga berita ini ditu­runkan, pihak RSUD Cibinong sepertinya enggan membe­rikan tanggapan saat Metro­politan mencoba mengkon­firmasinya, kemarin. (ogi/b/yok/py)

9

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X