Senin, 22 Desember 2025

Pengangguran, PR Lama Pemimpin Baru

- Jumat, 29 Juni 2018 | 13:41 WIB

-

METROPOLITAN – Wali kota Bogor baru diharapkan dapat memberikan solusi bagi segala bentuk perma­salahan di Kota Bogor. Mi­nimnya lapangan peker­jaan dirasa salah satu ma­salah klasik yang masih belum terselesaikan di kota yang menyandang status sebagai penyangga Ibu Kota Jakarta itu.

Berdasarkan data di Dinas Ketenagakerjaan Kota Bogor, pada 2011 pengangguran menyentuh angka 44.985 jiwa. Memasuki 2012 angka tersebut berangsur turun menjadi 39.417, namun kembali meningkat pada 2013 mencapai 43.856. Tak  sampai di situ, pada tahun berikutnya angka pengangguran kembali menurun meski tak terlalu signifikan di angka 43.503.­

Namun tepat pada 2017, angka pengangguran kem­bali mengalami kenaikan. Bahkan, lonjakan tersebut bisa dibilang yang tertinggi dalam kurun waktu empat tahun ke belakang, yakni men­capai 47.438 jiwa. Hal itu tentu perlu penanganan khu­sus dari pemimpin baru Kota Bogor untuk dapat menang­gulangi dan menyejahterakan warga Kota Hujan.

Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja Dinas Ketenagakerjaan Kota Bogor, Dwi Aang, mengaku perlu adanya sinergitas dari berba­gai pihak. Unsur pemerintah beserta seluruh perusahaan merupakan dua unsur yang berperan penting dalam me­nanggulangi angka pengang­guran.

“Untuk menangani dan me­nanggulangi angka kemiskinan perlu adanya sinergitas dari ber­bagai pihak, baik dari unsur pemerintah hingga perusahaan swasta di Kota Bogor,” tutur pria yang akrab disapa Aang itu ke­pada Metropolitan, kemarin.

Aang mengaku perlu adanya surat edaran dari pemerintah Kota Bogor kepada pelaku usaha terkait lowongan peker­jaan yang dibutuhkan. Tak sampai di situ, Aang juga me­minta seluruh pengusaha melaporkan jumlah tenaga kerja yang telah diserapnya. “Saat membuka lowongan hingga penyerapan tenaga kerja seharusnya ada pelaporan dari pihak yang bersangkutan agar bisa didata,” jelasnya.

Saat disinggung soal kate­gori usia tuna karya (pengang­guran, red) Kota Bogor, sejak 2011 hingga 2017 lalu tercatat 20-24 tahun merupakan domi­nasi angka tertinggi pengang­guran di Kota Bogor, disusul pada 25-29 di posisi kedua dan 15-19 untuk posisi tiga teratas kategori pengangguran berda­sarkan klasifikasi usia. “Kalau dilihat dari kategori usia tuna karya, usia produktif merupa­kan nominasi terbanyak angka penangguran di Kota Hujan,” paparnya.(ogi/b/suf/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X