Senin, 22 Desember 2025

Larva BSF Solusi Sampah Organik

- Selasa, 31 Juli 2018 | 10:42 WIB

METROPOLITAN - PT Sahabat Tani Farm mengenalkan pember­dayaan dan pemanfaatan sampah organik menjadi pakan ternak pro­tein tinggi kepada masyarakat Kota Bogor, yakni produksi telur dan larva atau belatung (maggot) dari jenis Black Soldier Fly (BSF). Sebagai produsen BSF, Direktur Utama PT Sahabat Tani Farm, Wahyu Samodra, mengajak masyarakat untuk beternak maggot (belatung), sebagai pakan ternak berprotein tinggi dengan pangsa pasar tak sembarangan, bahkan sampai menjangkau Ame­rika Serikat.­ Wahyu mengatakan, belatung BSF tengah digandrungi masy­arakat sebagai bahan pakan protein bagi peternak atau pe­melihara ikan hias, lele hingga peternak unggas. Di luar ne­geri, protein belatung BSF di­gunakan sebagai pengganti protein ikan. ”Pangsa pasar na­sional, belatung BSF masih di­pergunakan untuk pakan ternak dan di luar negeri untuk maka­nan hewan peliharaan. Nah, peluang dan pangsa pasar be­latung BSF sangat terbuka lebar untuk skala dalam negeri atau ekspor, seperti hingga ke Ame­rika Serikat,” katanya kepada awak media, kemarin. Dia menambahkan, peman­faatan belatung BSF sebagai pakan ternak memiliki berbagai keuntungan, diantaranya mam­pu mengurai limbah organik, termasuk limbah kotoran ternak secara efektif karena belatung tersebut termasuk organisme pemakan tumbuhan dan hewan yang telah mengalami pembusu­kan. Dibandingkan dengan larva lainnya, belatung BSF tidak menimbulkan bau yang meny­engat dalam proses mengurai limbah organik sehingga dapat diproduksi di rumah atau pe­mukiman. Program pemberdayaan dan penyuluhan biokonveksi limbah organik ini, kata Wahyu, pernah dilakukan bekerja sama dengan masyarakat Kabupaten Bekasi, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Saat ini, pihaknya pun tengah mengembangkan pem­berdayaan dengan dinas ter­kait di Kota Bogor. Berkaca penyuluhan di Bekasi, sangat terasa dampak positifnya. “Se­perti lingkungan bersih bebas dari sampah organik. Serta ma­syarakat mendapatkan tambahan penghasilan dari hasil menjual belatung BSF ke peternak,” im­buhnya. Dia menjelaskan, budidaya belatung BSF sangat mengun­tungkan dari sisi nilai jual. Sebab, belatung BSF sudah dapat dipanen setiap dua pekan dan proses pemeliharaannya tidak memakan tempat luas. “Belatung BSF ini juga rakus terhadap sampah organik,” ucapnya. Idealnya, sambung Wahyu, bagi petenak rumahan bisa me­nyediakan lahan seluas 2x4 me­ter, berbentuk petak dan men­golah 50 gram larva. Dari jumlah tersebut, bisa menghasilkan sekitar 150 kilogram belatung BSF. Larva ini pun tidak mening­galkan bau saat budidaya. Be­latung dewasa bisa dipanen 14 hari sekali. Di pasaran peternak bisa menghasilkan uang Rp1,2 juta untuk sekali panen. Pakan belatung BSF sendiri bisa mema­kan sekitar 20 kilogram sampah organik per hari. “Semakin ba­nyak masyarakat membudi­dayakan belatung BSF, tentu dapat mengurangi buangan sampah organik ke tempat pem­buangan sampah akhir. Alhasil, sampah organik bisa habis di lingkungan sekitar.” tuntasnya. (ryn/b/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X